Jakarta, ruangenergi.com – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai US$ 458 juta sepanjang 2023. Adapaun rinciannya sebanyak 65% akan digunakan untuk bisnis downstream dan sisanya sebanyak akan digunakan untuk bisnis upstream.
“Kami mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan rencana investasinya di tengah kondisi yang penuh tantangan,” terang Fadjar Harianto Widodo, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PGAS.
Emiten pelat merah ini memang belum menentukan besaran capex tahun depan karena masih menunggu persetujuan komisaris. Namun, PGAS sudah memiliki sejumlah rencana yang masuk ke dalam pipeline investasi tahun depan.
Sejumlah rencana investasi dan bisnis PGAS tahun depan mulai dari Investasi pengembangan pipa gas di Kawasan industri Kendal dan Batang, pengembangan jaringan gas untuk pelanggan komersial dan rumah tangga, pembangunan infrastruktur gas bumi di Ibu Kota Negara (IKN) hingga proyek biometana. Biometana sendiri merupakan bisnis green energy di Pertamina dalam rangka mendukung target Net Zero Emission 2060.
“Dengan berbagai inisiatif ini maka sumber pendanaan (capex tahun depan) akan menggunakan kombinasi internal dan eksternal, dengan mempertimbangkan cost of fund yang optimal,” terang Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGAS Rosa Permata.
Emiten yang tenar dengan nama PGN ini telah menyerap capex senilai US$ 132 juta per September 2023. Rinciannya, sebanyak 57% capex digunakan usaha hilir. Sisanya sebanyak 43% untuk kebutuhan usaha di bidang hulu.
Beberapa proyek yang menyerap pemakaian belanja modal tersebut diantaranya adalah gasifikasi kilang minyak Pertamina melalui Pipa Gas Senipah – Balikpapan, jaringan gas kota (jargas) dan revitalisasi terminal LNG Arun.
Hingga Oktober 2023, kemajuan pipa gas Senipah sudah mencapai 92,58% dengan pipa yang telah terpasang sepanjang 76,3 km dari target 78 km. Ditargetkan commissioning pada pertengahan Desember 2023 dan akan bisa menyalurkan 125 MMSCFD gas per hari.
Adapun proyek ini merupakan bagian kontribusi sinergi PGAS di Pertamina dalam mendukung kegiatan operasi Refinery Unit V Balikpapan. Pipa yang akan dibangun memiliki diameter 20 inch dan dimulai sejak 2022.