Jakarta,ruangenergi.com-Kementerian Perindustrian Republik Indonesia mengatakan sektor industri yang keberatan terhadap kenaikan harga gas bumi tertentu yaitu industri pupuk, petrokimia, karet, dan etanol.
Kemenperin berharap tidak ada perubahan harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) senilai 6 dollar AS per Million Metric British Thermal Units (MMBTU) untuk 7 sektor industri.
“Kami terus akan mengawal yang beredar kemarin (Kenaikan harga gas) tidak akan terjadi karena lonjakan tersebut memang pukulan berat di sektor kami. Kalau yang kena harga 6 dollar AS enggak lebih 10 persen kan, tapi dari total sektor indutri ini yang enggak fair kalau komersial ratenya jumping sampai di atas 10 dollar AS ini banyak yang akan goyang ini perlu ditahan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Ignatius Warsito dalam Media Gathering di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (28/3/2023).
Menurut dia, pihaknya (Kemenperin) sudah menjalin komunikasi dari berbagai pihak terkait rencana kenaikkan harga gas bumi tertentu tersebut yang dinilai tidak perlu.
“Memang sangat sensitif kami komunikasi dengan para pihak terkait isu kenaikan harga gas per Oktober tahun ini dan beberapa berita yang kita share kemarin juga sudah mengindikasikan mungkin akan ditunda .Kita juga banyak suara dari pelaku betul-betul mengharapkan kenaikan gas ini tidak perlu terjadi,” jelas Warsito lagi.
Kemperin,lanjutnya, memahami sektor industri sudah bertahan dalam kondisi pandemi Covid-19 dan terus memanfaatkan program HGBT senilai 6 dollar AS.
Karenanya, kata dia, ia mengatakan, Kemenperin akan terus mengawal rencana kenaikkan harga gas bumi tertentu tersebut dan berharap tak terjadi kenaikan.
“Jadi jangan langsung jumping harganya. Itu yang jadi sensitif,” tuturnya.