Jakarta,ruangenergi.com– Profesor Tutuka Ariadji yang kini menjabat sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Ditjen Migas Kesdm) mengatakan, karena impor minyak mentah Indonesia sebagian besar dari Saudi Arabia dan negara-negara Afrika, sedangkan ekspor minyak mentah dan gas Rusia sebagian besar ke Eropa, maka diperkirakan tidak berdampak langsung pada sisi pasokan.
Namun, invasi Rusia yang sudah berlangsung akan terus mendorong tingginya harga minyak.
Dengan kondisi ini industri hulu tanah air diuntungkan sehingga perlu segera mengimplementasikan program-program menaikkan produksi yang tertunda karena keekonomian yang belum memadai.
“Saat ini tidak ada alasan untuk menunda,” kata Tutuka kepada ruangenergi.com, Kamis (24/02/2022) di Jakarta.
Dilain pihak, lanjut Tutuka,kondisi harga minyak yang sangat tinggi ini sangat memberatkan industri hilir di tanah air. Karena harga minyak mentah yang tinggi mengakibatkan harga produk kilang yang tinggi, tetapi tidak bisa serta merta diikuti dengan menaikkan harga produk-produk kilang tersebut pada tingkat keekonomiannya.
Menurut laporan Reuters Kamis (24/02) petang, tak lama setelah Putin berbicara dalam pidato yang disiarkan nasional oleh pemerintah Rusia, ledakan terdengar di ibu kota Ukraina, Kyiv, sebelum fajar waktu setempat.
Tembakan juga terdengar di dekat bandara utama ibu kota, kata kantor berita Interfax, dan sirene juga terdengar di seluruh kota.
“Putin baru saja mengerahkan invasi skala penuh ke Ukraina. Kota-kota Ukraina yang damai sedang diserang. Ini adalah perang agresi. Ukraina akan mempertahankan dirinya sendiri dan akan menang. Dunia dapat dan harus menghentikan Putin. Waktunya bertindak adalah sekarang.,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter (NYSE:TWTR).
Presiden AS Joe Biden, bereaksi terhadap invasi yang telah diprediksi Amerika Serikat selama berminggu-minggu, mengatakan doanya menyertai rakyat Ukraina “karena mereka menderita serangan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan”, sambil menjanjikan sanksi keras sebagai tanggapan.
“Saya akan bertemu dengan para pemimpin G7, dan Amerika Serikat serta sekutu dan mitra kami akan menjatuhkan sanksi berat kepada Rusia,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.