Ini Kata Penasihat Khusus Presiden Bidang Energi, Purnomo Yusgiantoro, tentang Hulu Migas

Jakarta, ruangenergi.com- Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.Sc., M.A., Ph.D.  Penasihat Khusus Presiden bidang Energi, pada Senin (28/10/2024), mengatakan masih sekitar lebih dari 20 basin hidrokarbon yang belum dilakukan eksplorasi, sebagian di laut dalam.

Untuk itu perlu insentif yang menarik dari pemerintah untuk mengundang investor yang berminat.

Kepada ruangenergi.com, Purnomo menyampaikan beberapa point penting yang perlu diperhatikan untuk memboosting penambahan produksi migas di Indonesia.

“1. Optimasi produksi. 2. Konversi dari sumber daya ke cadangan terbukti (Pengembang dengan step out drilling). 3. EOR & Secondary Oil Recovery. 4. CCS / CCUS. 5. Eksplorasi Intensif,” papar Purnomo.

Ketika ditanyakan kepadanya apakah ketegangan di sejumlah kawasan Middle East berpengaruh terhadap harga minyak dunia, Purnomo yang pernah malang-melintang di OPEC, menuturkan:

“Geopolitik Timur Tengah selalu terkait dengan sebagai:
1. Konflik Israel terkait Palestina
2. Israel – Iran
3. Fluktuasi Harga Minyak
4. Cawe-cawe Amerika vs Rusia / Cina
5. Pengaruh perang Rusia vs Ukraina (NATO),”

Dalam catatan ruangenergi.com, kenaikan harga minyak dunia membawa dampak signifikan bagi sektor hulu migas di Indonesia, baik dari sisi ekonomi, investasi, maupun operasional. Berikut adalah beberapa pengaruh utamanya:

Peningkatan Pendapatan Negara: Harga minyak yang tinggi langsung meningkatkan pendapatan negara melalui penerimaan pajak, royalti, dan bagi hasil dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Dengan harga yang lebih tinggi, kontribusi sektor migas terhadap APBN juga meningkat, yang dapat digunakan untuk pengembangan sektor lain atau subsidi energi.

Daya Tarik Investasi Meningkat: Harga minyak yang tinggi meningkatkan daya tarik investasi di sektor hulu migas, terutama di blok-blok baru atau lapangan-lapangan yang sebelumnya kurang ekonomis untuk dikembangkan. Kondisi ini membuka peluang bagi investasi dan pengembangan lapangan baru yang berbiaya lebih tinggi.

Peningkatan Aktivitas Eksplorasi dan Produksi: Dengan harga minyak yang tinggi, banyak KKKS akan terdorong untuk meningkatkan eksplorasi dan produksi. Kegiatan eksplorasi baru dan optimasi produksi dari lapangan yang sudah ada akan meningkat untuk memanfaatkan harga yang menguntungkan. Ini bisa mencakup pengembangan teknologi baru seperti metode cluster drilling yang diterapkan PHR.

Biaya Operasional dan Material Meningkat: Dampak negatif dari harga minyak yang tinggi adalah kenaikan biaya operasional, terutama untuk material dan jasa penunjang seperti pengeboran, logistik, dan peralatan berat yang tergantung pada harga bahan bakar. Inflasi biaya ini dapat menekan margin, terutama pada proyek yang membutuhkan investasi besar.

Tekanan pada Kebijakan Energi Domestik: Harga minyak yang tinggi juga bisa meningkatkan harga BBM di dalam negeri. Hal ini dapat memicu pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang mendukung penggunaan energi terbarukan dan bioethanol sebagai alternatif, sambil tetap mendorong produksi migas domestik.

Secara keseluruhan, harga minyak yang tinggi cenderung memberi dorongan positif pada investasi dan produksi hulu migas, tetapi disertai dengan tantangan pada biaya operasi yang meningkat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *