Jokowi

Ini Strategi Besar Indonesia Kedepan Dongkrak Perekonomian Nasional

Jakarta, Ruangenergi.com – Hilirisasi industri nikel, bauksit, tembaga, emas, hingga minyak sawit (crude palm oil/ CPO) akan menjadi strategi besar ekonomi Indonesia ke depannya.

Hal tersebut dikemukakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan pengarahan dalam Sarasehan 100 Ekonom dengan tema “Penguatan Reformasi Struktural Fiskal dan Belanja Berkualitas di Tengah Pandemi” yang digelar INDEF dan CNBC Indonesia secara virtual, (26/08).

Jokowi mengungkapkan, dengan dihentikannya ekspor bijih nikel, ini menunjukkan hasil positif bagi hilirisasi industri nikel untuk mendongkrak perekonomian nasional.

Jokowi menjelaskan, ekspor besi baja dalam paruh pertama tahun ini telah menembus US$ 10,5 miliar atau setara Rp 152 triliun (kurs Rp 14.500 per US$).

“Hilirisasi, sudah kita mulai stop ekspor bahan mentah nikel, kemudian semuanya harus dihilirisasi. Hasilnya, mulai kelihatan. Ekspor besi baja kita, dalam setengah tahun ini sudah berada sekitar US$ 10,5 miliar,” terang Jokowi.

Hilirisasi industri nikel ini dianggap berhasil, maka itu ke depannya hilirisasi juga akan dilakukan pada komoditas lainnya, seperti bauksit, emas, tembaga, hingga minyak sawit.

“Oleh sebab itu, tak hanya nikel saja, ke depan kita juga akan mulai untuk bauksitnya, mulai emasnya, tembaganya, hilirisasi sawitnya, sebanyak mungkin turunan-turunan dari bahan mentah itu bisa jadi minimal barang setengah jadi, syukur-syukur bisa jadi barang jadi,” imbuhnya.

Selain itu, hilirisasi industri nikel merupakan salah satu dari tiga strategi besar ekonomi negara di masa depan. Dua strategi besar lainnya yaitu digitalisasi UMKM dan ekonomi hijau.

“Ke depan strategi besar ekonomi kita, strategi besar ekonomi negara, ada tiga hal yang ingin saya sampaikan, pertama hilirisasi industri, kedua digitalisasi UMKM, dan ketiga kita harus mulai masuk ke ekonomi hijau,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *