Jakarta,ruangenergi.com-Menuju tahun 2022 tercuat harapan dari Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia – Indonesian Coal Mining Association (APBI-ICMA) yakni terciptanya sinergitas antara Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) dengan para pelaku usaha serta stakeholder lainnya.
Sinergitas dalam memperjuangkan keberlangsungan sektor industri pertambangan batubara sebagai andalan bagi ketahanan energi dan penerimaan negara di tengah tekanan global di eras transisi energi.
Dukungan terhadap kebijakan yang bisa mendorong perusahaan bisa terus melanjutkan investasi di era transisi energi sangat dibutuhkan.
Demikian disampaikan Direktur Executive APBI-ICMA Hendra Sinadia dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Jumat (31/12/2021) di Jakarta.
APBI,lanjut Hendra, berharap tahun2022 hingga kedepannya sektor industri pertambangan batubara bisa lebih berkontribusi secara signifikan dalam upaya bersama mengurangi efek gas rumah kaca.
“Momentum dari capaian beberapa perusahaan anggota APBI yang berhasil meraih penghargaan Proper emas di 2021 harusnya bisa mendorong perbaikan pengelolaan lingkungan termasuk percepatan reklamasi serta pelaksanaan good mining practices,” tutur Hendra
Dalam catatan ruangenergi.com,tercatat pada 2021, produksi batu bara yang diperuntukan dalam negeri akan diserap oleh PLN sebesar 121 juta ton, smelter 16,72 ton, industri pupuk 1,73 ton, industri semen 15,02 ton, industri tekstil 6,54 ton, dan industri kertas 7,11 ton.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan produksi batubara di tahun ini mencapai 610 juta ton. Jumlah ini lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) 2021 sebesar 625 juta ton.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Sujatmiko mengungkapkan proyeksi yang lebih rendah dari rencana awal ini dikarenakan faktor cuaca yang menghambat operasional di lapangan.
“Curah hujan masih tinggi dan berkelanjutan sehingga di beberapa tempat utamanya di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur yang jadi sumber produksi operasionalnya agak terganggu,” terang Sujatmiko dalam diskusi virtual, Jumat (22/10/2021).