Jakarta, ruangenergi.com- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (BEI: ADRO) hari ini menyampaikan laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2023 (9M23) kepada OJK/BEI.
Secara keseluruhan, laba perusahaan tetap kuat berkat dukungan harga batu bara yang stabil dan operasi yang baik.
“Walaupun menghadapi penurunan harga dan tekanan biaya karena inflasi, model bisnis kami yang terintegrasi tetap berkinerja baik. Kami berada di posisi yang baik untuk mencapai target FY23 berkat dukungan eksekusi yang baik di setiap bisnis. Kami juga berada di tempat yang tepat untuk ambil bagian pada inisiatif hilirisasi Indonesia, yang menekankan komitmen kami terhadap pertumbuhan berkelanjutan di jangka panjang,” kata Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, Garibaldi Thohir, dalam siaran pers yang diterima ruangenergi.com, Rabu (01/11/2023) di Jakarta.
ADRO,lanjutnya, mencatat pertumbuhan 11% pada volume penjualan menjadi 49,12 juta ton, dengan pendapatan turun 16% menjadi $4.981 juta, karena penurunan 25% pada harga jual rata-rata (ASP).
“ADRO mencatat laba inti $1.418 juta pada 9M23 dan EBITDA operasional sebesar $1.944 juta. Sejalan dengan rencana investasi, belanja modal naik 71% menjadi $473 juta. Belanja modal tersebut terutama digunakan untuk investasi pada alat berat, tongkang dan infrastruktur pendukung pada rantai pasokan, dan di sisi lain memulai investasi pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya.Posisi keuangan ADRO tetap sehat dengan posisi kas bersih sebesar $1.835 juta per akhir 9M23,” jelas petinggi Adaro tersebut.