Jakarta,ruangenergi.com-PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengumumkan kinerja keuangan semester pertama 2023 yang telah diaudit.
MedcoEnergi mendistribusikan dividen tahun 2022 sebesar ~IDR39 per saham dan sesuai jadwal untuk pelunasan utang akuisisi Corridor sebesar AS$850 juta pada 1Q-2024.
Laba bersih AS$119 juta dan EBITDA AS$634 juta. Hasil semester pertama lebih rendah dari tahun sebelumnya karena kontribusi yang lebih rendah dari AMMN serta realisasi harga minyak dan gas yang lebih rendah, sebagian diimbangi oleh volume minyak & gas yang lebih tinggi.
Produksi Minyak & Gas mencapai 162 mboepd, naik 6% tahun-ke-tahun. Namun, harga rata-rata Minyak dan Gas masing-masing adalah AS$75,2/bbl dan AS$7,2/mmbtu turun sebesar AS$29,1/bbl dibandingkan dengan 2022 sebesar AS$104,4/bbl.
Porsi laba bersih MedcoEnergi dari AMMN sebesar AS$27 juta, turun sebesar AS$103 juta dibandingkan semester pertama 2022. Hal ini akibat penundaan penjualan tembaga dan emas selama empat bulan dikarenakan perolehan izin ekspor yang tertunda. AMMN terus beroperasi selama
menunggu perizinan dan memulai kembali ekspor pada bulan Juli.
“Kinerja semester pertama 2023 sangat kuat dengan peningkatan volume gas dan platform Natuna Bronang yang mulai beroperasi. Harga minyak turun sebesar 30% tahun ke-tahun, namun telah kembali pulih. IPO AMMN pada Juli 2023 sukses besar dan percepatan ekspor sedang dilakukan untuk mengejar penundaan di semester pertama.”Roberto Lorato, CEO, menyampaikan dalam siaran pers yang diterima ruangenergi.com,Selasa (03/10/2023) di Jakarta.
Lorato menjelaskan,belanja modal sebesar AS$127 juta, sebagian besar digunakan untuk proyek pengembangan Natuna, Corridor dan Ijen. Kas dan setara kas sebesar AS$604 juta dengan utang bersih sebesar AS$2,5 milliar, dan Rasio utang bersih terhadap EBITDA1 1,8x.
“Belanja modal minyak & gas sebesar AS$99 juta terutama untuk pengembangan Natuna dan Corridor.Platform Natuna Bronang mulai dioperasikan menggunakan fasilitas efisien energi serta panel surya. Mendapatkan PSC eksplorasi Beluga yang lokasinya berdekatan dengan infrastruktur MedcoEnergi di South Natuna Sea Block B,”jelas Lorato.
Dia menambahkan, Medco memulai studi Carbon Capture Sequestration (CCS) bersama mitra internasional pada reservoir Natuna dan Corridor. Menerima empat penghargaan dari SKK Migas untuk bidang Project Performance, Assurance dan
Consulting Excellence pada International Convention on Indonesia Upstream Oil & Gas ke-4. Menerima Subroto award dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk PSC
Medco Power
Terhadap Medco Power, dilaporkan penjualan ketenagalistrikan 2,003 GWh, meningkat 8% tahun-ke-tahun, dengan tambahan kontribusi dari fasilitas IPP Riau 275MW dan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sumbawa 26 MWp.
Belanja modal ketenagalistrikan sebesar AS$28 juta, terutama untuk pengembangan proyek geotermal Ijen.
“Energy Market Authority (EMA) Singapura memberikan Izin Impor Bersyarat kepada Medco Power dan konsorsiumnya untuk proyek pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 600MW. Pengembangan geotermal Ijen sesuai jadwal untuk dioperasikan pada Desember 2024 dengan 2 dari 4 sumur produksinya sedang dalam tahap uji coba jangka panjang,” jelasnya.
AMMN
Terhadap Amman Mineral, dilaporkan bahwa setelah IPO, kapitalisasi pasar AMMN adalah sekitar AS$26 miliar, dengan kepemilikan MedcoEnergi ~ 21% saham.
Produksi dilanjutkan lebih cepat dari ekspektasi setelah hujan berkepanjangan dan AMMN berharap dapat mencapai atau melampaui panduan produksi tahun 2023. Pembangunan smelter berjalan sesuai jadwal dengan target penyelesaian di atas 70% di Desember.
“Dengan kinerja operasional yang kuat, pemberian izin import listrik bersyarat proyek pembangkit listrik tenaga surya 600MW dari pemerintah Singapura, dan IPO AMMN yang sukses, saya bangga bahwa MedcoEnergi dapat terus memberikan nilai dan manfaat jangka panjang kepada pemegang saham serta berkontribusi terhadap upaya transisi energi di tanah air,”kata Dirut PT Medco Energi Internasional Tbk Hilmi Panigoro.