Ini Ya Pandangan Pri Agung Rakhmanto Sambut 22 Tahun Hulu Migas

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com- Pada 16 Juli 2024 mendatang akan ada hajatan besar merayakan 22 Tahun Hulu Migas. Acara tersebut dimotori oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Bahkan link untuk acara 22 Tahun Mengelola Migas sudah dipersiapkan dengan seksama oleh SKK Migas.

Ruangenergi.com mencoba menggali lebih dalam pendapat maupun pandangan dari seorang ahli mumpuni, Pri Agung Rakhmanto.

Pri Agung Rakhmanto merupakan Founder & Advisor ReforMiner Institute (Research Institute for Mining and Energy Economics). Ia juga tercatat sebagai pengajar ekonomi dan kebijakan energi/migas pada Program Pascasarjana dan Sarjana di Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti. Pendidikannya ditempuh hingga S3 di Universiteit Twente, Belanda.

Berikut petikan tanya jawab ruangenergi.com secara virtual bersama Pri Agung Rakhmanto:

RE: Assalamualaikum wrwb. Mas Pri Agung yang baik hati… Izin saya bertanya:  Industri Hulu Migas yang diawasi dan dikelola oleh SKK Migas sudah berusia 22 Tahun pada 18 Juli 2024 mendatang. Saya membaca banyak berita menarik. Diantaranya dituliskan sebagai berikut: Inggris belum lama ini menerbitkan izin pengeboran baru di Laut Utara; dan perusahaanperusahaan minyak Amerika mengeluarkan miliaran dolar untuk kesepakatan-kesepakatan yang mengindikasikan masih adanya permintaan migas yang kuat untuk beberapa dekade mendatang. Azerbaijan, host pertemuan COP29, menargetkan peningkatan produksi bahan bakar fosilnya hingga sepertiga dalam satu dekade mendatang. Norwegia, Tiongkok, Kazakhtan dan AS, produksinya diperkirakan akan bertambah 1,4 juta barel per hari.

Selain itu Guyana, Brasil diperkirakan akan mengalami peningkatan produksi sebesar 400 ribu barel per hari pada 2024. Brasil diperkirakan akan terus meningkatkan produksi minyak dan gas alam pada tahun 2024 di tengah-tengah pengembangan ladang lepas pantai yang sedang berlangsung. Penambahan empat kapal produksi, penyimpanan, dan fasilitas bongkar muat baru yang dipasang sejak Desember 2022 akan mendukung peningkatan produksi minyak dan gas alam dan diperkiraan akan terus berlanjut hingga tahun 2024.

Brasil telah memproduksi 4,3 juta barel per hari setara minyak pada tahun 2023, meningkat 2,2% dari tahun sebelumnya yang sempat mencapai 4,2 juta barel setara minyak per hari. Meskipun demikian, pertumbuhan produksi Petrobras, sebagai produsen minyak dan gas terbesar di Brasil, pada 2024 diperkirakan akan tetap sebesar 2,8 juta boe per hari sama seperti tingkat 2023. Pertanyaannya: Apakah menurut sampeyan, upaya SKK Migas menyikapi perkembangan sedemikian pesat industri hulu migas dunia? Industri hulu migas yang dimana regulatornya ada di SKK Migas sudah tentu berharap mendapatkan arahan, saran atau kebijakan yang bisa dipakai untuk memajukan industri hulu migas ini. Kira-kira perlu kebijakan apa lagi ya agar K3S nyaman, tenteram, dan bersemangat investasi di hulu migas? Mohon tanggapan sampeyan yo..

Pri Agung Rakhmanto: Untuk saat ini, SKK Migas fungainya lebih kepada pelaksana KKKS dan pengawas kegiatan usaha hulu migas. Regulator nya masih tetap di Kesdm, khususnya Ditjen Migas. Fungsi kebijakan ada di keduanya, bukan di Skk migas. Kebijakan yang ada di Skk migas terbatas pada kebijakan untuk bagaimana menjalankan kegiatan usaha hulu migas dengan baik dan lancar. Tapi hal seperti bagaimana kebijakan untuk menarik investasi, untuk meningkatkan competitveness dari iklim investasi, domainnya lebih banyak di luar SKK Migas.

RE: Selama 22 Tahun Hulu Migas dijalankan oleh SKK Migas, apa saja sih yang perlu ditingkatkan? Apa sisi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) yang terjadi di hulu migas di Indonesia ini? Bagaimana menurut sampeyan SKK Migas menghilangkan ATHG tadi? Yang shortcut agar bisa mempercepat pertumbuhan produksi migas adakah?

Pri Agung Rakhmanto: Short cut (sesuai request pertanyaan). Bagaimana penemuan cadangan migas skala besar yang sudah ada seperti IDD, Masela, atau project EOR skala besar seperti di Rokan, agar bisa segera berjalan, cadangan dan produksinya termonetisasi dan investasinya menggerakkam perekonomian. Itu akan memberikan sinyal positif untuk iklim investasi.

RE: sisi ATHG nya di hulu migas apa saja ya yang perlu dibenahi ya Mas?

Pri Agung Rakhmanto: Kalau buat saya, tidak bisa memonetisasi cadangan migas skala besar yang sudah ketemu itu bagian dari ATHG.

RE: Apakah perlu disegerakan legal formalitas dari SKK Migas yang sampai sekarang masih menjadi satuan kerja khusus? Apa perlu SKK Migas tetap seperti sekarang atau ganti baju?

Pri Agung Rakhmanto: Pemerintah dan DPR agar serius menyelsaikan revisi UU Migas. Perlu penguatan posisi, fungsi dan kewenangan lembaga SKK Migas; agar tidak hanya menjadi pelaksana KKKS dan pengawas kegiatan usaha hulu saja. Tetapi agar memiliki kewenangan pengelolaan wilayah kerja – termasuk di sini melakukan tender atau kewenangan untuk mengusahakannya melalui mekanisme usaha/kerjasama yang menguntungkan. Termasuk kewenangan penentuan atau penawaran jenis Kontrak, terms & conditions, termasuk fiscal terms, baik untuk lelang WK maupun utk KKKS yang dilakukan. Dalam hal perijinan, diperkuat dengan kewenangan pengurusan perijinan adminstratif dan operasional kegiatan usaha hulu migas; sehingga benar-benar bisa menjadi satu atap satu pintu di SKK Migas.

RE: Sebagai pengamat migas, apa sih yang diinginkan dari outsider (stake holder) pada industri hulu migas ini? Apa hulu migas masih cerah atau sudah kelabu? Adakah asa di hulu migas Indonesia kini?

Pri Agung Rakhmanto: Cerah atau kelabu, terus bersinar atau jadi sunset industry tergantung cara kita sendiri di dalam memperlakukan dan menangani industri ini. Kalau tidak bisa memonetisasi Masela, IDD, tidak bisa membuat EOR di Rokan berjalan, dan tidak ada penemuan cadangan migas baru skala besar (seperti Cepu dan sekelasnya) dan hanya mengandalkan optimalisasi lapangan mature, akan jadi sunset. Tapi kalau bisa melakukan hal-hal di atas, dan melakukan seperti yang negara-negara disebut di atas, akan terus bersinar. Karena pada dasarnya di tataran global industri ini memang terus bersinar; tetap naik investasi maupun cadangan dan produksinya, dan tetap berperan penting dalam transisi energi ke depannya.