Jakarta,ruangenergi.com-PT Vale Indonesia Tbk (“PT Vale” atau “Perseroan”, IDX Ticker: INCO) mencatat pada triwulan pertama tahun 2022 konsumsi High Sulphur Fuel Oil (HSFO)/diesel dan batubara lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi pada triwulan sebelumnya, sejalan dengan penurunan volume produksi akibat pelaksanaan pembangunan kembali tanur listrik 4.
Namun, harga rata-rata HSFO, diesel dan batubara masing-masing meningkat sebesar 7%, 14% dan 14%. Bahan bakar minyak dan batubara merupakan beberapa item biaya produksi terbesar PT Vale Indonesia Tbk.
Konsumsi dan harga rata-rata High Sulphur Fuel Oil (“HSFO”), diesel serta batubara PT Vale
disajikan pada tabel berikut:
Demikian disampaikan Bernardus Irmanto, Chief Financial Officer dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (IDX),Senin (09/05/2022) di Jakarta.
Vale telah membukukan laba bersih yang kuat sebesar AS$67,6 juta, 58% lebih tinggi dibandingkan dengan angka triwulan sebelumnya. Hal ini terutama didorong oleh harga nikel yang menguntungkan.
“Saya senang melaporkan 1T22 yang menguntungkan. Meskipun produksi lebih rendah karena
sedang berlangsungnya pembangunan kembali tanur listrik 4, kami mampu menghasilkan EBITDA
yang lebih tinggi, laba yang lebih tinggi, dan saldo kas yang lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Saldo kas yang kuat ini akan memungkinkan kami untuk menjalankan rencana pertumbuhan kami saat ini dan yang akan datang.Namun, mengingat volatilitas di pasar, kami tetap fokus untuk mengoptimalkan kapasitas produksi kami dan meningkatkan efisiensi operasi kami.” kata CEO dan Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy,
Grup mencatat Pendapatan sebesar AS$235,1 juta pada 1T22 atau 12% lebih rendah dibandingkan dengan Pendapatan yang dicatat pada 4T21 sebesar AS$266,7 juta.
Harga realisasi rata-rata untuk pengiriman nikel dalam matte adalah AS$17.432 per ton, naik 13% dari harga pada 4T21 sebesar AS$15.372 per ton. Beban pokok pendapatan Grup turun 29% dari AS$201,0 juta pada 4T21 menjadi AS$142,3 juta pada 1T22, sejalan dengan penurunan volume produksi pada triwulan ini.