Jakarta,Ruangenergi.com-Indonesia masih menjadi negara yang menarik bagi investor asal Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Persatuan Emirat Arab (PEA) untuk berinvestasi di sektor energi, khususnya minyak dan gas (migas).
Untuk negara Teluk/Timur Tengah saat ini hanya Persatuan Emirat Arab (Uni Emirate Arab) yang agresif mencari potensi investasi di Indonesia.
Uni Emirat Arab (disingkat UEA) (bahasa Inggris: United Arab Emirates) adalah sebuah negara federasi dari tujuh emirat yang kaya akan minyak bumi.
“Dengan Arab Saudi (Aramco) yaitu proyek perluasan kilang Cilacap, yang sudah dirintis secara intensif sejak 2015, gagal ( Aramco mundur), karen faktor keekonomian proyek kurang menarik. Kalau Uni Emirat Arab (Mubadala) banyak investasi di sektor hulu, seperti eksplorasi Andaman I dan II, semuanya dengan pola kontrak gross split, tidak ada kendala dan nampaknya Mubadala happy dengan pola gross split,” kata Mohamad Bawazeer, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Komite Tetap Timur Tengah & OKI kepada ruangenergi.com,Kamis (26/11/2020) di Jakarta.
Bagi Kadin Bidang Timur Tengah, negara negara teluk, PEA paling agresif untuk investasi di Indonesia Menurut informasi yang dia dengar, proyek DP World di Gresik,Jawa Timur jalan.Project Execution Agreement – Gresik Container Terminal antara DP World dan PT. Pelabuhan Indonesia Maspion senilai US$ 1,2 miliar.
Dalam catatan ruangenergi.com,Pertamina akan kerjasama dengan PEA (Persatuan Emirat Arab/UEA).Kerja samanya adalah Refinery Investment Principle Agreement (RIPA) antara Mubadala Investment Company dan PT. Pertamina (Persero) untuk melanjutkan negosiasi dalam seleksi kemitraan setara untuk PT. Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) – RDMP RU V. senilai US$ 5,5 miliar.
Kemudian kontrak penyediaan LPG antara Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) and PT. Pertamina senilai US$ 270 juta. Keempat, Project Execution Agreement – Gresik Container Terminal antara DP World dan PT. Pelabuhan Indonesia Maspion senilai US$ 1,2 miliar.
Kerja sama ekonomi RI-PEA yang sedang didorong saat ini utamanya adalah di bidang bisnis dan investasi, terutama di bidang energi, energi terbarukan, infrastruktur, keuangan, pertanian dan pendidikan.
Pada kunjungan Presiden RI ke Abu Dhabi, 12-13 Januari 2020, telah disepakati kerja sama ekonomi Indonesia-PEA dengan proyek senilai US$ 22,89 Milyar dimana partisipasi PEA sekitar 33% yaitu US$ 6,8 Milyar.
Indonesia mengusulkan kepada PEA tentang pembentukan Joint Committee Meeting (JCM) di bidang Perdagangan, sebagai forum komunikasi mengenai upaya peningkatan nilai perdagangan kedua negara. Indonesia masih menunggu tanggapan PEA mengenai usulan JCM dimaksud.