Jakarta, Ruangenergi.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam acara 2020 International convention Indonesia upstream Oil and Gas yang diusung oleh SKK Migas, mengatakan, pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia telah menyebabkan pembatasan-pembatasan gerak manusia yang berdampak pada ekonomi.
Akan tetapi, Pemerintah menilai telah berhasil melewati titik terendah dalam perekonomiannya dan ini tercermin dalam pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi 3,49%, namun secara year on year triwulan yang terkontraksi dibandingkan triwulan kedua yang sebesar minus 5,32% berada dalam trend positif.
Oleh karena itu kondisi tersebut sejalan dengan perbaikan ekonomi global yang terlihat di triwulan ketiga 2020.
“Semoga pertemuan ini dapat meningkatkan peran strategis industri migas dalam pembangunan ekonomi nasional,” kata Airlangga dalam sambutannya, (03/12).
Ia menambahkan, dengan adanya kenaikan per kuartal sebesar 5% menunjukan bahwa kebijakan pemerintah juga responsif dan adaptif terhadap Perkembangan dan kemudian di kuartal keempat komsumsi tumbuh sama besarnya dengan kuartal ketiga.
Oleh karena itu, lanjutnya, perbaikan kondisi ekonomi di triwulan ketiga tidak lepas dari berbagai kebijakan pemerintah yang dilakukan secara intensif.
“Dalam upaya penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional intervensi pemerintah dalam penanganan kesehatan telah mendorong kepercayaan yang kemudian berhasil menggerakan konsumsi masyarakat dan investasi swasta,” imbuhnya.
Indikasi perbaikan juga terjadi pada indikator ekonomi seperti PMA (Penanaman Modal Asing) indeks keyakinan konsumen, indeks penjualan retail dan surplus neraca perdagangan. Selain itu, indikasi pemulihan ekonomi juga menurut pengeluaran menunjukan perbaikan jika dibandingkan dengan triwulan kedua.
“Sebagai bagian dari pemulihan ekonomi nasional kita telah melakukan tranformasi struktural melalui Undang-Undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan ini diperlukan untuk transformasi ekonomi, meningkatkan daya saing dan produktifitas. Tentu kita berharap kita dapat keluar dari midle income traffic, UJ ini diharapkan pertumbuhan ekonomi dapat terjadi secara eksponensial dan terutama tentu setelah dampak pandemi Covid-19 bisa termitigasi,” beber Airlangga.
Ia kembali menerangkan, pertumbuhan ekonomi yang secara eksponensial membutuhkan energi yang tumbuh. Secara eksponensial juga dan dengan trend yang ada, diharapkan energi baru dan terbarukan (EBT) dapat tumbuh dari data rencana umum energi nasional sektor migas tetap perlu tumbuh lebih dari 2 kali lipat.
“Pemerintah sadar betul industri hulu migas memegang peranan strategis untuk mendukung program pertumbuhan ekonomi, namun bukan hanya sebagai sumber penerimaan namun juga sebagai lokomotif pergerakan perekonomian,” tuturnya.
Industri migas setiap tahun berinvestasi sebesar U$ 10 milliar dengan faktor multiplier effect yang bisa mencapai 1,6 kali dengan penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi. Sebagai sumber energi dan bahan baku industri migas memegang peranan penting dalam mendukung pengembangan industri di Indonesia.
“Saya mengapresiasi keberhasilan ini dalam mengaplikasikan Perpres 40 tahun 2016 yang membuat industri berbahan baku gas menjadi lebih kompetitif, sehingga untuk memaksimalkan potensi sumberdaya alam pemerintah mendengarkan masukan dan mendukung dengan kebijakan ekonomi yang diperlukan,” imbuhnya.
“Saya berharap kegiatan dapat menghasilkan solusi bagi kepentingan kita semua agar target pemulihan ekonomi dapat tercapai, semoga usaha yang kita lakukan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, bangsa, negara dan dunia,” tandasnya.