Jakarta Tank Terminal Menilai Bisnis Penyimpanan BBM di Indonesia Pasarnya Masih Cukup Besar

Jakarta,ruangenergi.comPT Jakarta Tank Terminal (JTT) mengatakan terkait bisnis penyimpanan BBM di Indonesia,pihaknya menilai pasarnya masih cukup besar. Ini sejalan dengan pembangunan kilang yang dilakukan Pemerintah sekarang ini. Meski demikian, pelaku usaha tetap harus menyiapkan diri terhadap perubahan seperti penggunaan mobil listrik.

PT Jakarta Tank Terminal (JTT) merupakan joint venture antara AKR Corp dan Vopak. Adapun unit bisnis Vopak lainnya di Indonesia adalah Terminal di Merak untuk menyimpan bahan kimia.

“Ketahanan energi masih perlu energi fosil. Ini masih menarik bisnisnya. Tapi kita harus lihat ke depan kalau Indonesia juga akan beralih ke mobil listrik. Kita akan lihat apakah perlu modifikasi dan sebagainya,” kata Team Project Manager dan Akuisisi Vopak Handoko dalam Workshop Pengenalan Industri Penyimpanan Bahan Bakar Minyak secara virtual, Rabu (30/6/2021) seperti dikutip dari situs migas.esdm.go.id.

Terhadap perubahan zaman, Vopak tidak ingin ketinggalan dan melakukan peralihan ke sumber energi yang lebih bersih seperti penyimpanan LNG, pengembangan sumber energi dan feedstock baru (hydrogen, ammonia) dan mengurangi carbon footprint yaitu melalui solar powered storage.

Handoko menjelaskan Vopak memiliki pekerja yang multikultural dan ini mengajarkan banyak hal. Pekerja Vopak juga dituntut untuk selalu berpikir ke depan. Sebagai contoh, terhadap perubahan iklim dan energi transisi yang terjadi saat ini, Vopak diharapkan dapat memberikan kontribusinya. Perubahan yang terjadi di dunia tidak boleh menjadikan perusahaan menjadi turun atau mandek, melainkan berkembang seiring perkembangan zaman.

Dalam menjalankan bisnisnya, Vopak fokus pada safety atau keselamatan. Terdapat 8 safety fundamental Vopak yaitu transfer of product, management of change, excavation, motorized vehiches, permit to work, lockout and tagout, confined space entry dan working at heights.

Vopak memiliki konsep terkait keberlanjutan bisnis dikaitkan dengan tren penyediaan energi dan komoditas yang ramah lingkungan. Bisnis Vopak sangat dinamis karena teknologi berubah sangat cepat dan perubahan permintaan pasar akan energi.

Sementara Ferdy Iwan selaku Terminal Manager JTT menyampaikan, konsumsi BBM Indonesia cukup besar yaitu 63,9 juta kiloliter (KL) per tahun, di mana 41,13 juta KL merupakan non subsidi.

Di sisi lain, Indonesia sebagai negara kepulauan, memerlukan distribution hub yang besar di beberapa titik strategis untuk menyalurkan BBM. Kenyataan ini menggambarkan bahwa bisnis tangki penyimpanan BBM sangat diperlukan.

“Bisnis tank storage masih menjanjikan.Saat ini, sebagian besar infratruktur penyimpanan dan distribusi BBM dikuasai Pertamina yaitu sekitar 85-90%. Sisanya dimiliki oleh badan usaha swasta.,” katanya.

Meski bisnis penyimpanan BBM masih menjanjikan, terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi, antara lain kondisi market dan regulasi yang tidak dapat diprediksi, pengurangan kuota impor BBM, pandemi Covid-19 yang menyebabkan bisnis dan industri menurun, serta kesulitan badan usaha swasta berkompetisi dengan badan usaha milik negara. Selain itu, adanya penerapan cabotage dan keterbatasan jumlah kapal tanker berbendera Indonesia untuk pengakutan BBM di dalam negeri juga berpengaruh.

Pandemi Covid-19 berpengaruh cukup besar pada kegiatan usaha penyimpanan BBM. Adanya lockdown akan menurunkan kebutuhan BBM untuk transportasi. Suplai kapal menurun drastis. Permintaan dari industri dan retail juga menurun.

Mengenai perizinan di Indonesia, Ferdi menilai cukup kompleks, namun adanya OSS akan semakin transparan dan efisien.

Peningkatan Pengetahuan

Peningkatan wawasan dan pengetahuan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) sangat penting untuk mendukung pelaksanaan tugas agar lebih optimal. Untuk meningkatkan kompetensi ASN terkait industri hilir migas, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi menyelenggarakan Workshop Pengenalan Industri Penyimpanan Bahan Bakar Minyak secara virtual, Rabu (30/6).

“Salah satu tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Direktorat Pembinaan Usaha Hilir Migas guna mendukung setiap tugas yang diembannya supaya menjadi lebih optimal. Selain itu, mendukung dalam penguatan kompetensi pengukuran Indeks Profesionalitas – ASN yaitu kualifikasi, kompetensi, kinerja, dan disiplin,” kata Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Soerjaningsih dalam workshop tersebut.

Narasumber dalam kegiatan ini adalah perwakilan dari PT Jakarta Tank Terminal (Vopak dan AKR Group) di mana ASN diharapkan dapat memahami seluk beluk industri penyimpanan BBM langsung dari pelaku usaha.

Melalui workshop ini, ASN di lingkungan Direktorat Pembinaan Usaha Hilir diharapkan dapat menambah wawasan tentang seluk beluk industri penyimpanan BBM yaitu diantaranya terkait proses bisnis, perkembangan dan tantangannya. Selain itu, kebijakan-kebijakan apa saja, baik bisnis maupun keteknikan, yang diperlukan untuk mendukung berkembangnya industri ini.

“ASN diharapkan juga dapat mendapatkan pemahaman bagaimana industri ini berperan dalam mendukung industri migas dan ketahanan BBM nasional,” tambah Soerjaningsih.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *