Jakarta, Ruangenergi.com – Untuk lebih menggairahkan industri serta pemanfaatan gas di dalam negeri, maka Pemerintah melalui PT PGN Tbk akan mengoptimalkan inovasi dan terobosan baru agar pemanfaatan gas domestik makin besar dan memberikan nilai tambah besar.
Hal ini dikatakan Direktur PGN Suseno pada webinar Focus Group Disscusion (FGD) “Arah Baru Industri Migas: Ketahanan Energi Dengan Memaksimalkan Pemanfaatan Natural Gas dan LNG Dalam Negeri”, yang digelar Ruangenergi.com, Rabu (22/9/2021).
“Pemanfaatan gas itu berbeda dengan BBM, karena harus didukung infrastruktur yang bagus. Untuk memanfaatkan gas, harus dibangun jaringan pipa gas, terminal timbun dan lainnya,” kata Suseno.
Menurut dia, sejak satu dekade belakangan, PGN mulai mengembangkan gas menjadi LNG atau dalam bentuk cair. Dengan begitu, LNG bisa dikirimkan dengan kapal-kapal tangker dari pusat produksi atau kilang LNG ke konsumen.
“Ini mulai dilakukan termasuk oleh PGN sekitar tahun 2012. LNG bisa dikirim dengan kapal-kapal tangker dari pusat produksi atau kilang LNG ke konsumen,” ujarnya.
Sebelumnya, Pertamina Group melalui anak usahanya KPI sudah mulai melakukan proses gasifikasi di beberapa kilang utamanya. Dimulai dari kilang Dumai, Kilang Balongan, kemudian menyusul Kilang Cilacap dan Kilang Balikpapan.
“Dari kilang-kilang utama Pertamina itulah, gas akan dipasok ke konsumen dengan lebih mudah, seperti dengan kapal tanker atau melalui jaringan pipa gas khususnya ke PLN dan kawasan industri mitra PGN,” terang Suseno.
Sejalan dengan program energi mix nasional, menurut Suseso, maka peran energi bersih seperti gas bahkan energi terbarukan akan semakin besar.
“Pemerintah juga akan menghentikan PLTU berbasis batubara mulai tahun 2025 mendatang. Implikasinya, kebutuhan gas di dalam negeri akan semakin besar. BUMN seperti PGN harus menyikapi dengan bijak,” tandas Suseso.
Kembangkan Infrastruktur Gas
Ia juga mengatakan, pihaknya akan trus membangun dan mengembangkan infrastruktur gas di dalam negeri. Termasuk membangun jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga dan UKM yang ditugaskan Pemerintah. Dengan begitu, pasar gas di dalam negeri tetap baik dan memberikan keuntungan maksimal.
“Trend konsumsi gas dalam negeri kini mulai meningkat, meski belum sesuai harapan. Namun knsumen gas domestik masih terkonsentrasi di Indonesia bagian barat, khususnya DKI Jakarta dan Jawa Barat, Surabaya Jawa Timur, dan Medan Sumatera Utara,” jelas Susesno.
Lebih jauh ia mengatakan, bahwa konsumen gas terbesar masih PLN (PLTU) dan sebagian industri khususnya kawasan ekonomi khusus (KEK) yang sudah eksis di beberapa daerah yang sudah terbangun jaringan gasnya.
“Target Pemerintah membangun 1 juta jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga tetap berjalan dan dilakukan PGN. Pengembangan jargas juga terus dikembangkan, khususnya di daerah di sekitar lapangan gas atau Kilang Pertamina sampai daerah terpencil dan kepulauan,” paparnya
Ke depan, lanjut dia, wilayah pesisir selatan Jawa Tengah dan Jawa Barat seperti Purwokerto, Cilacap, Yogyakarta bahkan sampai Tasikmalaya dan Ciamis akan dibangun jaringan gas.
“Dengan begitu, makin besar konsumen rumah tangga dan UKM yang bisa memanfaatkan gas sebagai sumber energi yang baik, murah dan lebih besar dibandingkan lainnya,” ujarnya.
Sementara, lanjut dia, kebutuhan gas untuk konsumen di pesisir Selatan Jateng dan Jabar bisa dipasok dari Kilang Cilacap, Jawa Tengah yang sudah sukses melakukan gasifikasi dan bisa menambahkan pasokan gas di dalam negeri.
“Langkah ini sejaan dengan rencana pembangunan jargas yang terus digalakkan Pemerintah melalui PGN,” tutup Suseno.(SF)