Jakarta, ruangenergi.com – Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) seperti gas bumi dinilai dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan buruknya kualitas udara di berbagai daerah. Pasalnya, pemanfaatan EBT disebut dapat memangkas produksi karbon dioksida.
Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN Rachmat Hutama mengatakan, gas bumi memiliki nilai oktan tinggi dan rendah emisi.Ia mengklaim, emisi bahan bakar gas (BBG) memiliki tingkat emisi lebih rendah 20 persen dari bahan bakar minyak (BBM).
“Menjawab isu kualitas udara di beberapa daerah akhir-akhir ini, gas bumi juga bisa menjadi alternatif bahan bakar kendaraan,” kata dia, dalam keterangannya, Minggu (20/8/2023).
Selain itu, pemangkasan emisi karbon juga bisa dilakukan melalui pemanfaatan gas bumi untuk rumah tangga. Rachmat menyebutkan, satu juta jaringan gas untuk sektor rumah tangga berpotensi dapat menekan emisi karbon hingga 60.000 karbon dioksida per tahun.
“Hal ini membuat kualitas udara menjadi lebih baik,” ujarnya.
Adapun PGN sendiri disebut telah mengurangi emisi karbon sekitar 237 ton karbon dioksida pada semester I-2023. Angka ini merupakan hasil dari peningkatan pemanfaatan energi ramah lingkungan, gas bumi.
Rachmat Hutama menyebutkan, perusahaan telah menyalurkan 976 billion bristh thermal unit per day (BBTUD) pada kuartal I-2023. Angka ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.
“Artinya ada impact yang meningkat pula terhadap lingkungan. Lantaran gas bumi merupakan bahan bakar yang rendah emisi sehingga lebih ramah lingkungan,” tuturnya.
Selain peningkatan produksi dan penyaluran gas, Subholding Gas Pertamina itu juga memangkas emisi karbon melalui efisiensi konsumi energi di lingkup perusahaan. Rachmat bilang, efisiensi energi dilakukan melalui pengaturan pola operasi Gas Turbine Compressor, pemasangan soft starter pada after cooler, hingga penggunaan prasarana yang lebih hemat energi.
“Berbagai inisiatif terkait lingkungan dilakukan terutama untuk mengurangi konsumsi energi, tingkat emisi dan limbah,” katanya.