Jepang Serius Bangun Carbon Capture Storage di Lapangan Gundih PEP Aset IV

Jakarta,Ruangenergi.com-Pemerintah Jepang serius membantu Indonesia membangun carbon capture storage di Lapangan Gundih yang dioperasikan oleh PT Pertamina EP Asset IV di Jawa Tengah.

Komitmen ini diungkapkan Jepang bahwa negaranya berharap Indonesia dapat mendukung target Jepang untuk mencapai “Carbon Neutral” pada 2050.

Agenda perubahan iklim juga menjadi pembahasan dalam pertemuan. Jepang berharap Indonesia dapat mendukung target Jepang untuk mencapai “Carbon Neutral” pada 2050.

“Kami siap dukung pencapaian SDGs Indonesia melalui teknologi Jepang. Proyek Carbon Capture Storage yang tengah dibangun di Gundih, Jawa Tengah merupakan salah satu bentuk komitmen Jepang”, demikian disampaikan Menteri Kajiyama usai bertemu dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Panjaitan di Jepang.

Menko Marves dan Menteri BUMN  Erick Thohir bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Kajiyama Hiroshi.

Sebelumnya Luhut didamping oleh  Erick Thohir dan Duta Besar RI Heri Akhmadi melanjutkan lawatan di Tokyo dan melakukan pertemuan maraton dengan Gubernur JBIC serta tidak kurang dari 20 investor potensial Jepang lainnya di bidang finance dan energi.

Luhut B. Pandjaitan mengungkapkan komitmen investasi dari Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) MAEDA Tadashi untuk pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia.

“JBIC siap mendukung pendanaan SWF Indonesia sebesar 4 Miliar USD (Rp.57 Triliun), dua kali lipat lebih besar dari yang disampaikan the US International Development Finance Corporation (DFC) – Lembaga pembiayaan asal Amerika Serikat”, tegas Menko Luhut pada pertemuan di Tokyo, Jumat (4-12-2020).

Menko Luhut didamping oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Duta Besar RI Heri Akhmadi melanjutkan lawatan di Tokyo dan melakukan pertemuan maraton dengan Gubernur JBIC serta tidak kurang dari 20 investor potensial Jepang lainnya di bidang finance dan energi.

“JBIC akan menjadi salah satu lembaga keuangan yang berpartisipasi dalam master fund SWF Indonesia yang disebut Nusantara Investment Authority (NIA). Dukungan dari JBIC dan Pemerintah Jepang tentunya akan memperkuat ikatan kerja sama strategis Indonesia – Jepang, dan semakin menarik sektor swasta Jepang lainnya berinvestasi di Indonesia”, ungkap Duta Besar Heri Akhmadi.

Komitmen yang disampaikan oleh Gubernur JBIC tersebut akan segera ditindaklanjuti di tingkat teknis dan harapannya investasi JBIC dapat mulai masuk ke Indonesia pada kuartal pertama 2021.

“Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur SWF Indonesia akan selesai pada pertengahan Desember ini dan tentunya PP tersebut tentunya akan semakin percepat pembentukan lembaga dana abadi Indonesia”, sebut Menteri Erick Thohir.

Menko Luhut dan Menteri Erick dijadwalkan akan langsung bertolak ke Abu Dhabi dan Saudi Arabia pada Sabtu (5/12) guna jajaki dukungan untuk pembentukan NIA kepada pihak-pihak terkait lainnya.

Dalam catatan ruangenergi.com,sudah ada dua perusahaan Jepang juga berencana melaksanakan proyek percontohan untuk menyimpan karbon dioksida (carbon storage) mulai 2021 di Indonesia. Kedua perusahaan Jepang tersebut yaitu Electric Power Development Co atau dikenal sebagai J-Power dan perusahaan konsultan Jepang, Japan NUS Co.

Kedua perusahaan ini akan memulai proyek carbon storage di Lapangan Gas Gundih, Provinsi Jawa Tengah, melalui kerja sama dengan pemerintah Indonesia dan perusahaan minyak milik negara PT Pertamina (Persero).

Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang pada Mei lalu telah memilih proposal bisnis kedua perusahaan itu sebagai proyek penelitian infrastruktur yang bertujuan untuk diterapkan pada apa yang disebut sebagai ‘Joint Crediting Mechanism’ atau ‘Mekanisme Pemberian Kredit Bersama’, yang menganggap kontribusi Jepang terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca di negara lain sebagai pengurangan emisi negaranya sendiri.

“Ini akan menjadi proyek percontohan pertama yang diasumsikan mengikuti program perdagangan emisi karbon dioksida yang dicanangkan pemerintah,” tutur Kementerian Perdagangan Jepang seperti ditulis Japan Times.

Pipa gas dengan panjang sekitar 4 kilo meter (km) akan dipasang di antara lapangan gas dan lokasi penyimpanan karbon dioksida, di mana operator proyek akan menggali lubang hingga kedalaman sekitar 3,6 km untuk mencapai akuifer bawah tanah.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *