Jakarta,Ruangenergi.com-Pengusaha Minyak dan Gas John S.Karamoy berencana menggantikan pola supply/rantai pasok minyak Indonesia yang selama ini datang dari Middle East, termasuk juga dari Persian Gulf, diganti dengan mendatangkan West Texas Intermediate Crude.
West Texas Intermediate adalah sejenis minyak bumi yang memiliki sulfur dan kepadatan rendah. Kandungan sulfur berkisar 0,24% dan gravity atau kepadatan 39,6 derajat. Minyak ini disebut sebagai minyak mentah manis dan ringan dan dianggap memiliki kualitas baik untuk diolah menjadi bensin.
“Saya akan membawa crude West Texas ini langsung dari California,Amerika Serikat. Nantinya, crude ini akan disimpan di storage besar yang dibangun saya dengan partner dari Amerika itu di Biak dan Morotai, di Indonesia Timur,” kata John S.Karamoy dalam bincang-bincang via telepon dengan ruangenergi.com,Rabu (11/11/2020) di Jakarta.
John menuturkan alasan dipilihnya Biak dan Morotai dikarenakan daerah tersebut jaraknya dekat ke California, Amerika bagian Utara.
“Mc Arthur (Douglas MacArthur,adalah panglima tertinggi dalam komando sekutu anti-Jepang di Pasifik) saja memilih Biak dan Morotai ketika mau menyerang Jepang. Sebelum ke Filipina, Mc Arthur taruh armada perangnya dari Amerika langsung ke Biak dan Morotai. Nah konsep ini akan saya pakai bersama partner saya dari Amerika untuk membawa West Texas Crude. Wilayah Biak dan Morotai lautnya dalam dan aksesnya mudah untuk kapal tanker masuk ke sana,” ungkap John berapi-api. Namun sayangnya dia enggan sebut nama partnernya dari Amerika itu.
Hanya saja,lanjut John, dia dan partner akan menjadikan storage itu guna memasok kebutuhan mini refinery yang akan mereka bangun di sejumlah daerah di Indonesia.
“Saya dan partner akan membangun juga kilang minyak mini dengan mengambil stock crude dari storage yang ada di Biak dan Morotai ini.Saya siapkan stock untuk 30 hari.Kemudian kilang-kilang minyak mini ini akan kami bangun dekat dengan sentra-sentra perikanan maupun nelayan guna membantu nelayan akan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM),” jelas John yang juga dikenal sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Minyak dan Gas (Aspermigas).
Ke depannya nanti,urai John, pihaknya akan menjual BBM hasil produk Kilang Mini ke nelayan dengan harga murah. Langkah ini untuk menjawab kebutuhan nelayan akan BBM.
“Kami banyak mendengar keluhan nelayan yang sulit mendapatkan BBM untuk melaut. Memang benar, nelayan selama ini menikmati harga BBM subsidi bagi mereka. Namun, bukan itu persoalan. Yang menjadi masalah mereka adalah ketersediaan. Sangat sering terjadi kelangkaan ketersediaan BBM saat mereka ingin melaut.Mereka sering batal melaut karena tidak punya BBM,”lirih John.
John sudah menggandeng DPP Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) untuk membangun Kilang Mini tersebut.