Jakarta, ruangenergi.com- Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Wiluyo Kusdwiharto mengatakan, untuk menuju energi bersih, ramah lingkungan dan berkelanjutan, batu bara masih menjadi komoditas dalam perjalanan transisi energi tersebut yang kontribusinya akan semakin berkurang.
Tren transisi energi global diprediksi juga akan berpengaruh terhadap permintaan penurunan batubara tanah air.
“Energi memang menjadi kebutuhan primer, kita pahami bahwa selama ini industri batubara menjadi penyumbang besar terhadap perekonomian daerah .. Diharapkan industri batu bara bisa mendukung transisi energi bersih ini.Dengan pengembangan industri CCS/CCUS, dan juga gasifikasi batu bara akan membuat transisi ke energi hijau berjalan dng baik smooth,” kata Wiluyo dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Jumat (22/03/2024), di Jakarta.
Wiluyo bercerita, perlunya penerapan teknologi ramah lingkungan harus diutamakan, guna memenuhi standar lingkungan yang semakin ketat dan juga diterimanya produk dalam negeri bersaing di pasar global.
Dengan iklim investasi yang baik serta upaya serius secara bertahap mengurangi ketergantungan pada energi fosil akan menjadikan pengembangan energi terbarukan di tanah air semakin menarik dan berkembang.
“Saya rasa ini momen yang semakin tepat untuk mengembangkan energi bersih dan ramah lingkungan …Terus fokus kepada inovasi, efisiensi, dan keberlanjutan. Masa depan energi yang berkelanjutan merupakan tanggung jawab bersama, bagaimana kita harus membantu perwujudan komitmen tersebut untuk melindungi bumi .Mauliate godang ,” tutur Wiluyo.