Jakarta,ruangenergi.com-Tantangan di subsektor migas saat ini adalah peningkatan permintaan akan energi dan fluktuasi harga minyak bumi, sehingga memerlukan kajian yang komprehensif terkait produksi dan tranportasi minyak bumi.
Kemudian, masalah yang sering dihadapi pada transportasi minyak bumi di dalam pipa pada proses produksi adalah penyumbatan, yang dapat memicu kerugian pada masa produksi minyak.
Itulah sebabnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi telah menyelenggarakan Knowledge Sharing secara daring dengan mengusung tema Flow.
“Flow Assurance adalah salah satu upaya untuk mendukung target produksi minyak bumi 1 juta barel per tahun,” kata Ketua Tim Adhoc Pengujian Pengolahan Minyak Bumi Anda Lucia Rabu (7/6/2023).
Anda melanjutkan, bahwa penyumbatan dalam pipa dapat menyebabkan banyak kerugian antara lain kehilangan produksi, waktu berhenti, perbaikan peralatan, dan lainnya.
“Kegiatan flow assurance yang dilakukan LEMIGAS dapat menjadi solusi penyumbatan tersebut,” ungkap Anda.
Anda juga menjelaskan bagaimana Flow Assurance menjamin aliran fluida yang diproduksi dari reservoir dapat dialirkan ke fasilitas proses hingga ke pengguna akhir.
Anda juga menyampaikan bahwa LEMIGAS telah melakukan studi Flow Assurance dengan berbagai badan usaha. Sejak tahun 2005 LEMIGAS telah melakukan studi Flow Assurance dengan JOB Pertamina-Petrochina East Java, Conoco Philips dan Chevron Indonesia. Hingga tahun 2023, studi Flow Assurance yang tengah dilaksanakan bekerja sama dengan PT. Bumi Siak Pusako dan PT. Sele Raya Belida