Dirjen Migas Kementerian ESDM

Ke Semarang, Dirjen Migas Sambangi Rumah Warga Yang Gunakan Jargas

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Semarang, Ruangenergi.comDirektur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengunjungi masyarakat di Kelurahan Bojong Salaman, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), yang telah dipasang jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas) tahun anggaran 2020.

Dalam kunjungannya, Dirjen Migas Kementerian ESDM, Tutuka, didampingi oleh Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas, Noor Arifin Muhammad; Direktur Utama PT PGN Tbk, M. Haryo Yunianto, serta Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Jargas Kota Semarang dan Kabupaten Blora, Risris Risdianto.

Tutuka mengatakan, Pemerintah ingin memastikan masyarakat dapat menikmati manfaat jargas secara maksimal.

“Kami perlu memastikan kelancaran pengoperasian jargas agar masyarakat dapat menikmati manfaatnya secara maksimal, sehingga tujuan pembangunan infrastruktur ini dapat tercapai yaitu meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah,” jelas Tutuka, (20/08).

Dirjen Migas juga sempat berdialog dengan masyarakat setempat yang menggunakan Jargas dan sedang menggoreng kue donat di rumah salah satu warga yang membuka usaha makanan kecil.Jargas Kota Semarang

Lurah Bojong Salaman, Kota Semarang, Anang Budi Prasetyo, mengatakan, masyarakat Kelurahan Bojong Salaman menyambut gembira pembangunan jargas karena lebih hemat dan praktis lantaran tersedia 24 jam.

“Warga Kelurahan Bojong Salaman merespon dengan baik pemasangan jargas ini dan bergembira karena tidak hanya bermanfaat menekan biaya bahan bakar untuk memasak bagi rumah tangga, tetapi juga usaha kecil dan menengah yang banyak digeluti oleh warga kami,” jelas Anang Budi.

Ia mengungkapkan, antusiasme warga di Kelurahan Bojong Salaman terlihat dari sikap kooperatif selama masa pembangunan dan ketaatan membayar biaya pemakaian gas.

“Permasalahan selama masa pembangunan tidak ada. Kalau ada bekas galian yang kurang rapi, setelah dilaporkan ke petugas langsung dirapikan kembali,” imbuhnya.

“Atas nama warga, kami menyampaikan terima kasih atas upaya Pemerintah membangun jargas dan berharap agar kesejahteraan warganya dapat meningkat, termasuk UMKM yang banyak menjadi mata pencaharian masyarakatnya,” paparnya.

Sementara, Pejabat Pembuat Komitmen Jargas Kota Semarang dan Kabupaten Blora, Risris Risdianto, menuturkan bahwa pada tahun 2020, Pemerintah melalui Kementerian ESDM membangun sebanyak 11.325 SR jargas di Kota Semarang dan Kabupaten Blora.

Jumlah jargas yang dibangun di Kota Semarang sebanyak 7.106 SR dan tersebar di 7 kelurahan yaitu Kerobokan 1.019 SR, Karangayu 878 SR, Anjasmoro 624 SR, Bojong Salaman 1.019 SR, Puspowarno 815 SR, Gisikdrono 1.000 SR, Kalibanteng 1.751 SR.

Sedangkan untuk Kabupaten Blora, lanjutnya, dibangun jargas sebanyak 4.219 SR yaitu Desa Mendenrejo sebanyak 3.076 SR dan Medalem 1.143 SR.

“Jargas Kota Semarang telah rampung dibangun pada Desember tahun 2020, serta mengalir secara bertahap sejak Januari 2021. Hingga saat ini, seluruh rumah telah teraliri. Sumber gas untuk jargas Kota Semarang dan Kabupaten Blora berasal dari CPP Gundih-Blora,” kata Risris.

Tingkatkan Infrastruktur Jargas

Sementara, dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PGN, M. Haryo Yunianto, mengatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan sosialisasi manfaat jargas agar infrastruktur yang dibangun dengan dana APBN ini dapat digunakan masyarakat secara maksimal.

“Untuk memudahkan warga mengetahui besaran gas bumi yang dipakainya, dapat memantaunya melalui aplikasi PGN Mobile,” katanya.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah dengan dana APBN sejak 2009 dan hingga 2020 telah terbangun 535.555 SR.

Sedangkan untuk tahun 2021, rencananya akan dibangun 120.776 SR di 21 kabupaten/kota. Pembangunan jargas dilakukan di daerah yang memiliki sumber gas atau dekat dengan sumber gas.

SPBG

Resmikan SPBG Pertama di Jateng

Sebagai tambahan, dalam kunjungannya ke Semarang, Dirjen Migas, Tutuka Ariadji, juga melakukan peresmian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) pertama yang berlokasi Jawa Tengah.

Tutuka mengatakan, SPBG Kaligawe ini memiliki kapasitas sebesar 1 MMSCFD atau setara dengan 30.000 liter premium per hari (lsp), dan ini merupakan SPBG Online Station yang dibangun dengan mengunakan dana APBN Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tahun Anggaran 2015 yang kemudian diserahkan ke PT Pertamina (Persero) melalui mekanisme Penyertaan Modal Pemerintah.

Ia menambahkan, tahun ini SPBG Kaligawe telah terhubung dengan sumber gas dari Pipa gas Gresik-Semarang sehingga siap untuk dioperasikan oleh Pertamina melalui salah satu anak usahanya, Subholding Gas PT PGN Tbk.

“Produksi gas bumi nasional cukup besar sehingga harus dimanfaatkan secara maksimal untuk penggunaan dalam negeri dan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Tutuka.

Lebih jauh, ia menjelaskan, dengan beroperasinya SPBG Kaligawe ini diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan kendaraan berbahan bakar CNG yang ramah lingkungan, serta dapat melayani kebutuhan bahan bakar CNG untuk kendaraan khususnya di wilayah Kota Semarang. Termasuk bus rapid transit (BRT) Trans Semarang.

“Dengan konversi BBM ke BBG akan didapatkan emisi kendaraan lebih rendah sehingga menjadi lebih ramah lingkungan. Beroperasinya SPBG Kaligawe dapat mendorong masyarakat Semarang menggunakan BBG yang ramah lingkungan dan ekonomis. Untuk itu, semoga Pertamina Grup dapat merealisasikan rencana untuk memperluas pemanfaatan SPBG Kaligawe secara berkelanjutan,” tutup Tutuka.