Kebijakan Pertamina Lakukan Uji Coba Penggunaan QR Code Patut Diapresiasi

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.com – Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menilai, kebijakan Pertamina melakukan uji coba secara penuh terkait pengaturan penjualan BBM bersubsidi jenis Solar agar tetap sasaran sudah tepat.

Menurut Mamit, kebijakan ini untuk memastikan keandalan dan ketangguhan sistem digitalisasi yang dimiliki oleh Pertamina jika nanti ke depan mekanisme penggunaan QR Code diterapkan ke seluruh wilayah di Indonesia.

“Uji coba ini perlu dilakukan selain uji coba keandalan dan ketangguhan sistem serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Jangan sampai nanti malah merepotkan bagi konsumen ketika diterapkan. Melalui uji coba ini diharapkan bisa mengurai poetensi kendala yang terjadi di lapangan saat pengisian BBM seperti antrian panjang, kesalahan baca QR Code, kesalahan baca data konsumen dan potensi yang lain,” paparnya.

Di sisi lain, kata dia, pengendalian BBM bersubsidi tidak bisa ditawar lagi dan harus segera dilakukan. Hal ini untuk memastikan BBM subsidi tepat sasaran dan menghindari terjadinya penyelewengan di lapangan serta bisa mendeteksi pengguna BBM subsidi yang sebenarnya.

“Jangan sampai justru dinikmati masyarakat mampu dan kalangan pengusaha serta industri. Selain itu, dengan mekanisme QR Code ini subsidi sudah mulai diberikan secara tertutup dimana akan membatasi pendistribusian hanya kepada yang berhak saja,” tukasnya.

Lebih jauh Mamit mengatakan, jika uji coba ini berhasil maka akan bisa menjaga kouta solar subsidi sehingga tidak over ke depannya, sekaligus membantu beban APBN karena tidak adanya penambahan.

“Apalagi saat ini disparitas harga antara solar subsidi dan non subsidi begitu besar sehingga rawan penyimpangan di lapangan,” ucapnya.

Menurutnya, kesiapan dari provider penyedia jasa digitalisasi yang berkerjasama dengan Pertamina menjadi keharusan juga. Jangan sampai nanti ada kendala terhadap sinyal dan lain-lain.

Program ini, kata dia, tidak hanya dilakukan oleh Pertamina saja tapi harus didukung semua pihak yang terkait subsidi yang sebenarnya. Jangan sampai justru dinikmati masyarakat mampu dan kalangan pengusaha serta industri.

“Kesiapan dari provider penyedia jasa digitalisasi yang berkerjasama dengan Pertamina menjadi keharusan juga. Jangan sampai nanti ada kendala terhadap sinyal dan lain-lain. Program ini tidak hanya dilakukan oleh Pertamina saja, tapi harus didukung semua pihak yang terkait,” jelasnya.

Selain itu, lanjut dia, dengan mekanisme QR Code ini subsidi sudah mulai diberikan secara tertutup dimana akan membatasi pendistribusian hanya kepada yang berhak saja.

“Uji coba ini jika berhasil akan bisa menjaga kouta solar subsidi sehingga ke depannya tidak over dan membantu beban APBN karena tidak adanya penambahan. Apalagi saat ini disparitas harga antara solar subsidi dan non subsidi begitu besar sehingga rawan penyimpangan di lapangan,” tutupnya.(SF)