Jakarta, Ruangenergi.com – Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Dir TekLing Ditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Lana Saria, menyebutkan bahwa kejadian kecelakaan penambang tertimbun di salah satu Wilayah Kerja Pertambangan di Mentaweh Kalimantan Selatan (Kalsel), bukan diakibatkan oleh banjir bandang yang menerjang beberapa waktu lalu.
Pasalnya, menurut Lana, wilayah kerja pertambangan tersebut tidak terdampak banjir yang menerjang wilayah Kalsel.
“Kecelakaan yang terjadi di tambang bukan disebabkan karena banjir bandang. Karena di area tersebut tidak terdampak banjir,” kata Lana saat dihubungi Ruangenergi.com, (28/01).

Ia menambahkan, saat ini Pemerintah tengah melakukan proses investigasi terkait adanya laporan kecelakaan kerja di wilayah pertambangan.
“Penyebab kecelakaan sampai saat ini masih dalam proses investigasi,” imbuhnya.
Untuk itu, pengawasan terhadap aspek keselamatan pertambangan selalu dilakukan oleh Ditjen Minerba secara periodik.
“Dalam hal terjadi kecelakaan, tentunya akan ada tindak lanjut hasil investigasi yang harus dilakukan oleh pemegang IUP (Izin Usaha Pertambangan) dan akan dievaluasi pemenuhan pelaksanaannya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan,” tutup Lana.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah mendapati laporan adanya kecelakaan kerja yang terjadi di area tambang batubara, yang berlokasi di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Kejadian tersebut diduga tanggul kolam sekitar tambang jebol, sehingga dikabarkan sekitar 22 orang pekerja tambang terjebak lumpur di lubang galian tambang.
Sebanyak 12 dari 22 pekerja yang terjebak dalam jebolnya tanggul kolam sekitar tambang berhasil diselamatkan oleh Tim SAR (Search and Rescue) Gabungan. Sementara, sekitar 10 pekerja tambang masih tertimbun dalam kecelakaan kerja pertambangan tersebut.
Peristiwa kecelakaan kerja di pertambangan itu terjadi pada 24/01/ 2021, sekira pukul 14.30 WITA, di KM 33 Desa Mantawakan Mulya, Kecamatan Mantewe, Tanah Bumbu, Kalsel.