Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengakui kegiatan termahal di hulu migas adalah pengeboran sumur.
Pada awal tahun 2022 kesulitan mencari rig untuk mengebor minyak dan gas. Keterlambatan ini disebabkan mencari rig tidak gampang.
“Sekarang sudah sangat mepet rig-rig tersedia di Indonesia sehingga kita banyak mencari di luar negeri rig-rig supaya bisa dipakai drilling di Indonesia,”kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto ketika konferensi pers Capaian Kinerja Hulu Migas Tahun 2022 dan Target Tahun 2023,Rabu (18/01/2023) di Jakarta.
Kendala berikutnya, adalah proses pembebasan lahan yang terkadang overlap dengan perijinan di atasnya. Di atasnya perkebunan dan di bawahnya mau ngebor migas, itu prosesnya cukup lama.
“Tahun ini komitmen kerja KKKS mau ngebor sumur naik. Tadinya cuma 700-an sumur kini lebih, mencapai 900-an sumur,”papar Dwi.
Dalam paparannya, Dwi menyampaikan pengeboran sumur eksplorasi tajak tahun 2022: 30 sumur
meningkat 7% dibandingkan tahun 2021. Rencana 2023 sebanyak 57 sumur atau meningkat 90%. Investasi eksplorasi 2022 sebesar US$ 0,8 Miliar, meningkat 33% dibandingkan tahun sebelumnya. Investasi eksplorasi 2022, sudah recover akibat pandemic bahkan tertinggi dalam 5 tahun
terakhir. Target investasi 2023 sebesar US$ 1,7 Miliar, atau meningkat 112%.
Investasi tahun 2022 sebesar US$ 12.3 Milyar atau naik 13% dari tahun 2021. Lebih tinggi dari
rata-rata kenaikan investasi global yang hanya 5%.
“Target 2023 sebesar US$ 15.5 Milyar atau meningkat 26% dari tahun 2022 lebih tinggi dari global
sekitar 6.5%,”ungkap Dwi.