Jakarta,ruangenergi.com-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) diharapkan memasukkan hydrogen atau ammonia untuk cofiring di dalam isi Rencana Umum Energi Nasional yang selanjutnya disingkat RUEN.
Dewan Energi Nasional selaku bidan dari RUEN diharapkan membuat plan B, seandainya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) tidak memenuhi target 23@25.
“DEN bikin plan B seandainya PLTA dan PLTP tidak memenuhi target 23@25, bangun LSS di Sumba atau Sumbawa, energi dikirim ke pusat beban dengan interkoneksi model Island Hoping. DEN buat target harga jual listrik dan biaya transmisi dan minta K/L bantu dengan insentif , kerjasama luar negeri dan perbankan untuk saling bantu mencapai target harga tersebut,” kata Mantan Direktur Utama PT PLN dan pendiri Smart Grid Indonesia ( PJCI ) Eddie W.Soewondo dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com,Rabu (22/12/2021),di Jakarta
Eddie menuturukan, ammonia masih dari grey hydrogen untuk pupuk. Blue hydrogen teknologi nya sudah siap walau harganya masih mahal, Green Hydrogen tunggu listrik harganya US$2cent per kwh dimana ini bisa diambil dari excess nya aux. power pembangkit.
“Large Scale Solar, yang paling cepat dan paling murah dibangun… Jangan takut masalah intermittency, injeksi di sisi 500 kv atau 150 kv lebih mudah diatasi daripada massive rooftop yang butuh perkuatan di puluhan ribu kms jaringan distribusi,”papar Eddie.