Jakarta, ruangenergi.com- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) terus mendorong penyediaan dan pemanfaatan energi yang lebih bersih di dalam negeri, termasuk juga untuk memenuhi kebutuhan industri mineral.
Saat ini KESDM sedang memikirkan cara memenuhi kebutuhan gas sebagai energi bersih bagi industri mineral. Namun, alokasi tentunya ditetapkan dg pertimbangan ketersediaan supply dan kebutuhan.
“KESDM terus mendorong penyediaan dan pemanfaatan energi yang lebih bersih di dalam negeri termasuk untuk industri mineral. Alokasi tentunya ditetapkan dengan pertimbangan ketersediaan supply dan kebutuhan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas (Migas) Dadan Kusdiana dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Jumat (06/09/2024), di Jakarta.
Dadan menanggapi pertanyaan ruangenergi.com, atas kabar bahwa Vale klaim pabrik nikel pertama dengan sumber energi dari gas alam. Smelter yang akan dibangun di Sambalagi akan menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).
Didukung sumber listrik dari gas alam, akan menjadi pabrik yang andal, hemat energi, dan ramah lingkungan.
Melansir dari portal Vale, dituliskan bahwa PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (PT BNSI) meresmikan pembangunan proyek pertambangan dan pengolahan nikel rendah karbon terintegrasi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah dan melaksanakan peletakan batu pertama sekaligus untuk lokasi pertambangan dan juga untuk pabrik pengolahan nikel. Lokasi pertambangan berada di Kecamatan Bungku Timur dan Bahodopi, lokasi pabrik pengolahan berada di Desa Sambalagi Kecamatan Bungku Pesisir.
Proyek Morowali akan dikembangkan oleh PT Vale dan mitranya. PT Vale berperan penuh dalam pembangunan dan pengoperasian fasilitas pertambangan, sementara PT BNSI adalah perusahaan yang didirikan oleh PT Vale, merupakan sebuah perusahaan patungan antara PT Vale dan mitranya, yang akan bertanggung jawab atas pembangunan dan pengoperasian pabrik pengolahan.
Berdasarkan Peraturan Menko Perekonomian, Proyek Morowali ini telah dinyatakan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah pada 2022 lalu. Menko Airlangga menyatakan, proyek Morowali ini adalah bentuk dari harapan pemerintah demi terwujudnya hilirisasi sumber daya alam untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Ini pabrik green smelter pertama yang saya lihat. Berbasis gas LNG, tentu minta dukungan dari Komisi Energi (DPR RI) bahwa ini adalah green energy, green product, dan green mining. Indikator green economy itu mudah, kita lihat langitnya warna biru atau abu-abu. Kalau langit biru berarti sudah harmoni, hijau, dan baik,” jelas Menko Airlangga.