Jakarta, ruangenergi.com- Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan ada beberapa opsi plan of development (PoD) yang diupayakan oleh Inpex Masela Ltd untuk blok Masela.
Termasuk penggunaan floating LNG punyanya Petronas Sdn Bhd. Di sisi lain, Petronas juga partner Inpex di Masela.
“Revisi PoD terbaru saat ini, jadi acuan proyek berjalan oleh Inpex, yaitu seperti disetujui oleh Mesdm 28 November 2023, dimana disana ditambahkan fasilitas untuk kegiatan carbon capture storage. Oleh karena itu Capex nya jadi lebih tinggi dari sebelumnya menjadi naik dari 18,9 menjadi 20. Kemudian, kick of dari proyek ini sudah dilakukan di akhir Desember 2023. Diikuti dengan pembentukan tim projek Inpex. Recruitment beberapa tenaga kerja yang ada untuk melengkapi kegiatan proyek. Kemudian, survei-survei semua dilanjutkan. Pembebasan lahan sudah selesai,” kata Dwi dihadapan Komisi VII DPR, Rabu (13/03/2024), di Jakarta.
Dwi bercerita, dari skedul proyek mundurnya bukan dikarenakan Shell Indonesia mundur, namun reasonnya dikarenakan reason on stream, dikarenakan Covid-19.
Dalam catatan ruangenergi.com, SKK Migas dan INPEX berencana untuk menggelar kick-off meeting dalam waktu dekat terkait komponen Pembiayaan tersebut yang akan membahas hal-hal terkait rencana pembiayaan, struktur pendanaan and tata waktu kegiatan pembiayaan.
INPEX telah memulai tahapan pengadaan untuk komponen fasilitas proyek LNG Abadi, termasuk
FEED FPCI for Onshore LNG dan FPCI for FPSO, FEED SURF dan FEED GEP.
Pengumuman mengenai proses prakualifikasi ini diterbitkan melalui sistem CIVD (Centralized Integration Vendor Database) – SKK Migas. Saat ini, INPEX tengah melakukan proses evaluasi terhadap proposal prakualifikasi yang telah diterima.
Dengan estimasi volume produksi LNG tahunan yang dapat mencapai 9,5 juta ton per tahun, Proyek LNG Abadi diharapkan dapat menjadi pilar utama dalam meningkatkan ketahanan energi Indonesia, serta menyediakan pasokan energi bersih yang stabil dalam jangka panjang.
Komponen CCS (Carbon Capture and Storage) dalam proyek juga dapat menjadi elemen penting dalam mendukung upaya mencapai tujuan nol emisi CO2 Indonesia pada tahun 2060 yang akan datang.