Jakarta, Ruangenergi.com – Komitmen baru pemerintah Uni Arab Emirate (UEA) untuk menyalurkan investasi di Indonesia diyakini akan memajukan infrastruktur vital dan proyek-proyek strategis nasional (PSN).
Prospek masa depan ekonomi Indonesia, terutama di sektor-sektor industri yang dikelola BUMN, mampu mendatangkan modal yang akan digunakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal tersebut dikatakan oleh Menteri BUMN Erick Thohir usai menghadiri pertemuan bilateral antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi, UEA, Rabu (3/11).
Dalam pertemuan yang dihadiri beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju 2 dan juga jajaran menteri, serta pengusaha UEA, dinyatakan komitmen UEA untuk menyalurkan investasi ke Indonesia hingga mencapai US$ 32.7 miliar, atau sekitar Rp457 triliun.
Erick menjelaskan, dari potensi investasi US$ 32.7 miliar, sebanyak US$ 18 miliar akan dialokasi kepada BUMN, diantaranya melalui Pertamina, PLN dan Pelindo. Hal itu bertujuan untuk mendukung transformasi di ketiga BUMN itu dalam melakukan percepatan investasi, inovasi model bisnis, dan pengembangan teknologi.
Untuk itu, Kementerian BUMN telah mencanangkan beberapa proyek besar terhadap ketiga BUMN itu. Antara lain, pembangunan energi terbarukan untuk Indonesia berama PLN, revitalisasi refinery Pertamina yang akan meningkatkan kapasitas dan refineries di Indonesia, lalu pengembangan infrastruktur pelabuhan di seluruh kepulauan Indonesia melalui Pelindo dan pembangunan digital competitiveness.
Pihak UEA sudah berulang kali melakukan kerjasama dengan Indonesia. Di bidang energi, kerja sama antara PT PLN dan Pertamina dengan dua BUMN milik pemerintah UEA, yakni Masdar dan Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc). Lalu, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) yang telah berkomitmen melakukan investasi ke Indonesia Investment Authority (INA).