KESDM: Kegiatan Usaha Pertambangan Tak Terpengaruh Pandemi Covid-19

Jakarta, Ruangenergi.com – Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arief optimis kegiatan usaha pertambangan akan tetap prospektif dan mampu menghasilkan profit walaupun dalam situasi wabah Pandemi C

Menurut Irwandy, kontribusi pendapatan negara dari pajak pertambangan batubara saja di masa Pandemi Covid-19 mampu mencapai 73 persen. “Ini dari Batubara saja. Tentu dari sektor pertambangan lainnya termasuk emas tetap lumayan,” ujar Irwandy dalam diskusi virtual yang digelar Agincourt Resources, Perusahaan Tambang Emas Martabe, Kamis (16/7/2020 sore.

Meski begitu, kata dia, saat ini terjadi penurunan harga komoditas mineral. Bahkan, investasi atau proyek-proyek baru dalam upaya peningkatan efisiensi operasi terhenti.

“Sampai April 2020 produksi dan penjualan mineral dan batubara belum terganggu. Tapi yang kita khawatirkan dari Mei hingga akhir tahun kemungkinan besar penurunan yang akan terjadi minus 20%, baik dari segi produksi maupun dari segi pendapatan. Ini sudah diprediksi secara bersama-sama dengan Kementerian Keuangan,” paparnya.

Ia menambahkan, pada Januari 2020, pembangunan smelter terhenti yang berakibat pada terhentinya pengiriman peralatan, tenaga kerja, dan pencairan dana bangunan. Selain itu, pada 27 Maret – 5 April 2020 operasi pemurnian Logam Mulia PT Antam di Pulogadung juga terhenti. “Sekarang ini sudah terjadi penurunan harga komoditas mineral kecuali emas. Emas terus mengalami kenaikan harga,” imbuhnya.

Irwandy menuturkan, pembangunan fasilitas pemurnian mineral juga akan tertunda sampai akhir tahun 2022 apabila pandemi Covid-19 berakhir pada pertengahan tahun 2020. Namun jika pandemi Covid-19 berlangsung sampai akhir tahun 2020, maka pembangunan fasilitas pemurnian akan tertunda sampai tahun 2023.

“Jika pandemi selesai pada pertengahan tahun, maka investasi pembangunan fasilitas pemurnian diperkirakan hanya akan terealisasi 50% dari rencana, yaitu sebesar USD1,9 miliar. Tetapi jika pandemi berlanjut sampai akhir tahun, rencana investasi senilai USD3,7 miliar akan bergeser ke tahun 2021,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Rahmat Lubis dari PT Agincourt Resources menjelaskan, bahwa produksi emas di PT Agincourt Resources (AR) tidak ada masalah di tengah Pandemi Covid-19 sekalipun sempat lockdown beberapa saat. Harga emas juga tetap bagus. PT AR tetap full produksi dan tidak ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Namun ia mengakui, untuk pelaksanaan Corporate Sosial Responsibility (CSR) PT AR terhambat di bulan April dan Mei 2020 lantaran Pandemi Covid-19 dan akan dilaksanakan secara penuh di Desember 2020. “Kita berhara, Pandemi Covid-19 dapat segera berakhir sehingga kegiatan di usaha pertambangan dapat lebih produktif lagi,” tukasnya.(SF)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *