Kesiapan Sektor Ketenagalistrikan dalam Era Transisi Energi Menuju NZE 2060

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi –  Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Herman Darnel Ibrahim menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Seminar Nasional “Sosialisasi Penerapan K2 di Sektor Ketenagalistrikan dan Kesiapan Sektor Ketenagalistrikan dalam Era Transisi Energi Menuju Net Zero Emission 2060” yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Ketenagalistrikan Indonesia (IATKI) melalui hybrid baik secara langsung maupun melalui konferensi video. Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh narasumber lainnya yaitu Ir. Wanhar selaku Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Gatrik.

Pada kesempatan pembukanya, pria yang akrab disapa HDI ini memaparkan tentang hasil dari pertemuan COP 26 Glasgow yang berisikan antara lain bahwa Indonesia menargetkan untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 dengan catatan adanya dukungan dari internasional untuk pendanaan dan teknologi dan tidak mengganggu availaibility serta affordability. “Dalam janji yang dibuat pada COP 26, lebih dari 40 negara termasuk Indonesia telah berkomitmen untuk beralih dari batubara”, ujarnya.

Dalam paparannya HDI juga menyampaikan bahwa sebagaimana amanat Undang-undang Nomor 30 tahun 2007 tentang Energi, Dewan Energi Nasional (DEN) mempunyai tugas; merancang dan merumuskan Kebijakan Energi Nasional (KEN), menetapkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), menetapkan langkah-langkah penanggulangan kondisi krisis dan darurat energi, dan mengawasi pelaksanaan kebijakan dibidang energi yang bersifat lintas sektoral.

HDI juga menjelaskan bahwa emisi karbon yang dihasilkan dari proses pembakaran energi fosil adalah penyebab terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan kenaikan suhu bumi dan perubahan iklim yang mengancam keanekaragaman hayati. Komitmen Pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim dengan menjaga kenaikan temperatur bumi pada 1,5 derajat Celsius, tidak melebihi 2 derajat Celsius, dan UU No 16 tahun 2016, dengan meratifikasi pengurangan emisi GRK pada tahun 2030 sebesar 29% dari upaya nasional dan 41% dari dukungan internasional.

HDI mengatakan terkait skenario transisi energi menuju net zero emission tahun 2060 yang akan bertumpu pada pembangkitan listrik energi terbarukan akan membawa perubahan besar dalam ketenagalistrikan, dan listrik akan menjadi pusat daripada transisi tersebut. “Transisi energi adalah proses yang kompleks, perencanaannya memerlukan kajian multi sektoral dengan melibatkan ahli, dan akademisi dari berbagai disiplin ilmu, dengan tetap menjaga ketahanan energi nasional dalam koridor Ketahanan Energi 4A yaitu Availability, Accessability, Affordability, dan Acceptability”, pungkasnya.