Ketika Para Mantan Berikan Legacy Bagi Hulu Migas

Jakarta, ruangenergi.com- Peringatan 22 Tahun Mengelola Hulu Migas yang diadakan di Kantor SKK Migas, Jakarta, ternyata menghadirkan para pinisepuh dari institusi pelaksana kegiatan usaha hulu migas di Indonesia.

Para pinisepuh hulu migas yang hadir antara lain; mantan Kepala BPMIGAS pertama Rahmat Soedibyo. Mantan Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi. Mantan Wakil Kepala (WAKA) BPMIGAS Hardiono, mantan Waka SKK Migas Sukandar dan juga mantan Waka SKK Migas Nanang Abdul Manaf. Mereka semuanya memberi komentar menarik di acara tersebut.

Mantan Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) Rahmat Soedibyo melihat banyak kemajuan dicapai oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Sebagai Kepala BPMIGAS pertama, Rahmat melihat capacity building di SKK Migas sudah begitu maju. Dia sendiri berharap semoga status dari SKK Migas ini bisa dipermanenkan.

“Saya mengucapkan selamat ulang tahun kepada SKK Migas yang ke-22. Dirgahayu dan tetap jaya!!” kata Rahmat sembari mengepalkan tangan ke atas, ketika dimintakan komentarnya pada acara Peringatan 22 Tahun Mengelola Hulu Migas, Selasa (16/07/2024), di Jakarta.

Berbeda dengan Rahmat, tanggapan datang juga dari Mantan Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi. Semula Amien merasa kaget ada ulang tahun di SKK Migas. Namun dia tetap memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada SKK Migas.

“Jadi selamat ulang tahun. Kalau legacy, saya gak ingat ninggalin apa saja ya,” cetus Amien dengan wajah kebingungan.Tiba-tiba dari arah belakang terdengar teriakan;”4 NO !”

Mendengar kata itu, Amien sontak teringat dan mengatakan;

“Supaya bisnis kita sama dengan bisnis di Amerika, China, Jepang dan lain-lain maka berbisnis kita harus mengikuti prinsip 4 NO. No bribery, no kickback, no gift and no luxurious hospitality. Itu bukan semata-mata untuk kita tapi supaya kita setara dengan dunia internasional. Terus kalau harapan saya begini, kita termasuk saya ini kan pelaku bisnis di Indonesia.Khususnya pelaku bisnis di hulu migas.Baik K3S, vendor maupun pemerintah yang diwakili oleh SKK Migas dan Kementerian ESDM. Semuanya sama kepentingannya, dapat minyak, dapat gas.Dijual, hasilnya dibagi-bagi.Nah yang diperlukan cuma satu, giant discovery!,” tegas Amien yang pernah menjadi direktur di KPK.

Mantan Wakil Kepala BPMIGAS Hardiono membenarkan cerita yang disampaikan oleh Sekretaris SKK Migas Luky Yusgiantoro dalam pidatonya bahwa BPMIGAS diawal pembentukannya kesulitan keuangan.

“Tadi disambutannya Mas Luky, Sekretaris SKK Migas, bahwa BPMIGAS mengalami kesulitan biaya. Memang betul, karena waktu itu saya Kadin Internal yang urusi rumah tangga. Jadi 11 (sebelas) bulan tidak digaji oleh pemerintah.Tapi kita punya militansi tinggi tidak seperti Ketua Otorita IKN, mereka 11 (sebelas) bulan enggak digaji, mundur. Kita tidak,tetap semangat sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Rahmat (mantan Kepala BPMIGAS Pertama) tadi,” ujar Hardiono yang pernah menjabat juga sebagai Deputi Umum di BPMIGAS.

Testimoni dari mantan Wakil Kepala SKK Migas Sukandar di acara Peringatan 22 Tahun Mengelola Hulu Migas, mengakui ada 1 (satu) point yang menurutnya agak besar ketika teman-teman di SKK Migas mengumpulkan uang eksplorasi (exploration fund) dari extension block.

“Jadi blok migas yang mati dan dikelola oleh operator yang lain dan itu SKK Migas mungut exploration fund dan jumlah US$2,3 milion. It is alot of money. Seingat saya yang mengusulkan itu Pak Amien Sunaryadi. Supaya ada giant discovery ya Pak Amien. Itu kejadiaan 5-6 tahun lalu, dan saya berharap itu ada hasil. Ada yang nanya uangnya di spent gak, Ya pasti di spent karena kalau tidak dianggarkan oleh operator baru, maka uang ini akan diambil oleh SKK Migas masuk ke rekening kas negara. Harapannya should be the giant discovery in the future,” ungkap Sukandar sembari menunjuk ke arah Amien Sunaryadi.

Mantan Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan bicara industri migas itu selalu bicara long term. Apa yang dinikmati hari ini, itu adalah legacy dari senior-senior kita yang lalu.

“Banyu Urip masih produksi itu ditemukan tahun 2000. Rokan, Minas itu ditemukan di tahun 1940 di Duri. Mahakam di tahun 1978 ditemukan.Teman-teman di Pertamina saya yakinlah masih mengelola lapangan minyak yang ditemukan tahun 60, tahun 70 lah. Legacy apa yang harus kita berikan untuk next generation kita. Kita punya moral obligasi untuk menemukan seperti yang disampaikan Pak Amien, Pak Sukandar, giant discovery. Itulah yang akan dinikmati 20-30 tahun yang akan datang.

Nanang menjelaskan dirinya diminta oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif  untuk pimpin tim studi eksplorasi hulu migas.

“Jadi jangan lupa, dan kebetulan juga saya sampai sekarang diminta Pak Menteri (MESDM Arifin Tasrif) memimpin tim eksplorasi study. Alhamdulilah sudah selesai di 5 (lima) area di Indonesia Timur dan sudah menjadi WK (wilayah kerja) salah satunya diambil Petronas di Aru. Terima kasih Petronas. Kemudian yang lain masih joint study. Di Indonesia Barat kita menyelesaikan di North Sumatera Basin, South Sumatera Basin dan East Java Basin. Sekarang on going untuk Natuna, East Kalimantan dan Barito. Mudah-mudahan ini yang menjadi legacy kita di yang akan datang. Jangan lupa tahun 80-90, APBN itu hanya ada 2 (dua) faktor migas dan non migas.Di tahun itu migas porsinya 80 persen.Jadi negeri ini dibangun oleh industri migas,” tutur Nanang yang pernah jadi Direktur Utama PT Pertamina EP.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *