Jakarta,ruangenergi.com–PT Medco Energi Internasional Tbk mengumumkan kinerja keuangan konsolidasi
untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2021 (“Kuartal-1 2021”).
EBITDA AS$159 juta, hampir dua kali lipat dari Kuartal-4 tahun 2020 terutama dari pulihnya harga
komoditas. Harga minyak AS$58,8/bbl, 14% lebih tinggi tahun ke tahun (AS$51,3/bbl) dan harga gas
stabil di AS$5,7/mmbtu.
Laba bersih adalah AS$5,1 juta dari operasi Minyak & Gas dan Amman Mineral Nusa Tenggara yang
menghasilkan pendapatan positif serta diuntungkan dengan pulihnya harga komoditas.
Belanja modal Migas sebesar AS$6 juta, rendahnya permintaan gas memungkinkan untuk dilakukan
penangguhan belanja modal. Perseroan akan mempertahankan fleksibilitas keuangan untuk
menanggapi permintaan gas yang meningkat. Belanja modal Ketenagalistrikan sebesar AS$3 juta
untuk kelanjutan proses commissioning proyek 275MW CCGPP Riau.
Hutang Bersih terhadap EBITDA2 adalah 3,0x, meningkat signifikan mengikuti naiknya harga
komoditas dan deleveraging baru-baru ini. Untuk Restricted Group (Tidak termasuk PT Medco Power Indonesia (“MPI” atau “Medco Power”) ,hutang adalah AS$2,3 miliar turun 14% dan Hutang Bersih2 AS$1,8 miliar turun 7% dari Kuartal-1 tahun 2020. Hutang konsolidasi mencapai AS$2,7 miliar, turun 19% dari Kuartal-1 tahun 2020.
“MedcoEnergi dan masyarakat telah menghadapi masamasa yang sangat menantang akibat pandemi COVID-19. Kami telah menghasilkan kinerja awal yang positif di 2021 dan MedcoEnergi akan terus mendukung pemulihan serta memperbaharui komitmen kami terhadap pembangunan ekonomi dan sosial jangka panjang yang berkelanjutan”,kata Presiden Direktur Hilmi Panigoro dalam keterangan pers yang diterima ruangenergi.com.
MedcoEnergi telah bergabung dengan Carbon Disclosure Project (CDP) dan akan melaporkan
sesuai rekomendasi TCFD3 mulai tahun 2020.
“Saya senang melaporkan hasil kinerja yang membaik dengan Laba Bersih positif dan EBITDA yang meningkat. Harga komoditas terlihat telah berangsur pulih, namun permintaan gas masih rendah. Kinerja operasional dan keselamatan kerja kami tetap kuat, meskipun pandemi jelas belum berakhir, kami terus menjaga protokol kesehatan dengan ketat,”CEO MEI Roberto Lorato.
Ikhtisar Operasi
Minyak & Gas
Produksi Minyak & Gas sebesar 101 mboepd, stabil dari tahun ke tahun meskipun portofolio gas
lebih besar. Permintaan gas tetap rendah terutama di Aceh dan Jawa Timur.
Biaya produksi per unit adalah AS$8,7 per boe, sesuai dengan panduan setahun penuh.
South Natuna Sea Block B mendapatkan perubahan terms keekonomian setelah menyelesaikan
pengembangan lapangan minyak Forel yang sedang berlangsung.
Menyelesaikan program Acid Fracturing pada dua sumur Alur Siwah untuk optimisasi produksi gas
masa depan di Aceh.
Medco Power
Medco Power menghasilkan penjualan sebesar 666 GWh, turun 4% tahun ke tahun, terutama
karena permintaan listrik yang lebih rendah, 32% dihasilkan dari energi terbarukan pada Kuartal-1
2021.
CCGPP 275MW Riau telah 97% selesai, commissioning terus berlanjut dan fasilitas berada sesuai
rencana untuk operasi komersial di Kuartal-4 2021.
Aliansi strategis dengan Kansai Electric Power Company ditutup pada 31 Maret 2021, memperkuat
daya saing Medco Power pada proyek pembangkit listrik tenaga gas di masa datang.
Pembangunan fasilitas Solar PV 26MWp di Sumbawa sedang berlangsung dengan operasi
komersial diharapkan pada Kuartal-1 2022.
AMNT
AMNT memproduksi 48 Mlbs tembaga dan 34 Koz emas dengan terus mengakses bijih dari
Fase 7. Pengembangan Fase 8 sedang berlangsung.
AMNT memperoleh perpanjangan satu tahun izin ekspor untuk 579.444 Wet Metric Ton dan
penyelesaian proyek smelter telah mencapai progress 27% per Januari 2021.
Panduan 2021
Panduan Perusahaan untuk 2021:
Produksi Minyak & Gas 95 mboepd
Penjualan Listrik 3.000 GWh
Biaya produksi migas per unit di bawah AS$10/boe
Total belanja modal Minyak & Gas AS$150 juta dan Power AS$65 juta