Bukit Asam

Kinerja Postitif Kuartal III 2020, PTBA Bukukan Laba Rp 1,7 T

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

  1. Jakarta, Ruangenergi.comPT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengungkapkan, pihaknya mencetak kinerja positif hingga kuartal III- 2020, meskipun terimbas pandemi Covid-19 serta menurunnya harga batu bara dunia.

Corporate Secretary PTBA, Apollonius Andwie, mengatakan, Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun hingga 30 September 2020. Dari sisi pendapatan, Bukit Asam membukukan sebesar Rp 12,8 triliun.

Ia menambahkan, aset perusahaan per September 2020 tercatat masih kuat berada di angka Rp 24,5 triliun, dengan komposisi kas dan setara kas termasuk deposito berjangka (lebih dari 3 bulan) sebesar Rp 6,1 triliun atau 25% dari total aset.

“Kinerja Bukit Asam hingga kuartal III- 2020 masih terdampak oleh pandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan konsumsi energi akibat diberlakukannya lockdown di beberapa negara tujuan ekspor seperti China dan India,” bebernya dalam keterangan, (10/11).

Ia melanjutkan, begitu juga dengan kondisi di dalam negeri yang menjadi pasar mayoritas Bukit Asam. Turunnya konsumsi listrik di wilayah besar Indonesia seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa dan Bali juga berdampak turunnya penyerapan batu bara domestik.

“Harga batu bara yang terus merosot selama tiga triwulan ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harga batu bara acuan (HBA) ini merosot sekitar 24% dari US$ 65,93 per ton pada bulan Januari 2020 menjadi US$ 49,92 per ton pada bulan September 2020,” katanya.

Untuk itu, pihaknya telah memiliki strategi efisiensi dalam menjaga keberlangsungan Perseroan.

Dikatakan olehnya, efisiensi merupakan salah satu strategi Bukit Asam untuk menjaga dan mencatatkan kinerja positif di tengah volatilitas harga dan berkurangnya permintaan pasokan batu bara.

“Beberapa strategi efisiensi yang telah dilakukan Bukit Asam adalah dengan terus melakukan upaya penurunan biaya usaha dan biaya pokok produksi melalui penerapan optimalisasi design tambang,” tuturnya.

Sementara, dari sisi produksi, Bukit Asam mampu memproduksi 19,4 juta ton batu bara hingga September 2020 atau sekitar 77% dari target tahun ini yang telah disesuaikan menjadi 25,1 juta ton.

Menurutnya, kinerja angkutan batu bara juga menunjukkan performa yang terjaga dengan kapasitas angkutan batu bara tercatat mencapai 17,7 juta ton.

“Masih terjaganya kinerja operasional perusahaan hingga kuartal III-2020 tak lain merupakan hasil dari penerapan operational excellence yang berkelanjutan dan perluasan pasar yang menjadi strategi perusahaan dalam menjalankan bisnis di tahun ini,” imbuhnya.

Progress Proyek Pengembangan

Sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo guna percepatan peningkatan nilai tambah batu bara, Bukit Asam terus membuktikan dan menjalankan komitmennya sebagai pionir pengembangan usaha hilirisasi batu bara di Indonesia.

Komitmen Bukit Asam tercermin dari keseriusan perseroan mengembangkan hilirisasi batu bara antara lain dengan rencana pembangunan pabrik pemrosesan batu bara menjadi dymethil ether (DME) yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

“Pabrik hilirisasi batu bara tersebut akan mengolah sebanyak 6 juta ton batu bara per tahun dan diproses menjadi 1,4 juta ton DME yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti LPG,” katanya.

Ia menjelaskan, hadirnya DME sebagai bahan bakar alternatif bisa membantu menekan impor LPG dan menghemat devisa negara. Berdasar hitungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, potensi penghematan negara bisa mencapai Rp 8,7 triliun.

Persiapan konstruksi proyek hilirisasi direncanakan dimulai pada pertengahan 2021 dan target operasi pada Triwulan-2 Tahun 2024. Proyek hilirisasi ini juga telah disetujui Presiden Joko Widodo sebagai bagian dari Program Prioritas sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020.