Jakarta, ruangenergi.com- Menarik sekali pernyataan dari Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto yang menyatakan akan dorong kontraktor kontrak kerja sama (K3S) untuk kolaborasi dengan pihak yang memiliki teknologi dan pengalaman untuk implementasi program Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR).
Dwi melihat potensi kolaborasi penerapan teknologi dan pengalaman CEOR ada di blok migas Rokan, yang dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
“Pemerintah mendorong K3S ( termasuk Pertamina ) untuk berkolaborasi dengan pihak lain yang memiliki teknologi dan pengalaman untuk implementasi program CEOR. Potensi terbesar kita ada di WK Rokan,” kata Dwi Soetjipto dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Selasa (10/09/2024), di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, CEOR adalah singkatan dari Chemical Enhanced Oil Recovery. Ini adalah salah satu metode Enhanced Oil Recovery (EOR) yang menggunakan bahan kimia untuk meningkatkan jumlah minyak yang dapat diekstraksi dari reservoir.
Dalam CEOR, bahan kimia seperti polimer, surfaktan, atau alkaline dimasukkan ke dalam sumur minyak untuk mengubah sifat fisik cairan dan batuan dalam reservoir, sehingga memungkinkan minyak yang terjebak dapat mengalir lebih mudah ke sumur produksi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi pengekstrakan minyak setelah metode primer dan sekunder (seperti injeksi air) tidak lagi efektif.
Metode CEOR sering digunakan pada reservoir yang kompleks atau pada lapisan minyak yang sulit dijangkau dengan teknik tradisional.