Kolaborasi PEP Tanjung Field dan UMKM Madani Dorong Ekonomi Kreatif Desa Melalui Pelatihan Kain Sasirangan

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Masukau, Kalimantan Selatan, ruangenergi.com — PT Pertamina EP (PEP) Tanjung Field, bagian dari Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina, menjalin kolaborasi strategis dengan UMKM Madani melalui pelatihan pembuatan kain Sasirangan, kain tradisional khas Suku Banjar. Pelatihan ini dilaksanakan di Desa Masukau, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong pada 26 Mei – 1 Juni 2025.

Program pelatihan ini bertujuan untuk mentransfer keterampilan teknik pembuatan kain Sasirangan, sekaligus mendukung pelestarian budaya lokal serta pengembangan potensi ekonomi kreatif masyarakat desa.

Dari Tradisi Menjadi Potensi Ekonomi

Bagi UMKM Madani, kemampuan untuk memproduksi sendiri kain Sasirangan merupakan langkah strategis yang memperkuat lini usaha mereka. Selain bernilai budaya dan ekonomi tinggi, kain ini bisa menjadi bahan utama untuk berbagai produk kreatif seperti lembaran kain, kaos motif khas, hingga aksesori fashion lainnya.

“Melalui pelatihan ini, kami harap masyarakat bisa meningkatkan taraf ekonomi mereka secara mandiri, dengan tetap melestarikan budaya lokal,” ujar Charlie Parmonangan Nainggolan, Field Manager PEP Tanjung Field.

Charlie menambahkan bahwa kolaborasi aktif antara perusahaan dan UMKM akan menjamin keberhasilan serta keberlanjutan dampak program terhadap masyarakat.

Apresiasi dari Warga dan Pemerintah Desa

Pelatihan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Salah satu anggota UMKM Madani, Ermawati, menyampaikan terima kasih atas pelatihan yang telah membuka wawasan dan keterampilan baru bagi kelompoknya.

“Kami tidak hanya belajar menjahit, tapi juga memahami proses kreatif pembuatan motif dan pewarnaan kain Sasirangan. Terima kasih kepada Pertamina yang terus mendampingi kami hingga bisa berkembang,” ungkap Ermawati.

Khairullah, Kepala Desa Masukau, juga mengapresiasi kegiatan ini dan menyatakan dukungan penuh pemerintah desa terhadap keberlanjutan program.

“Kami sangat mendukung program Cetar (Cetak Jahit Sasirangan) ini. Terima kasih kepada Pertamina EP Tanjung Field atas pelatihannya. Ini sangat membantu peningkatan perekonomian warga kami,” ujar Khairul.

Langkah Teknis dan Inovatif

Pelatihan ini mengajarkan sembilan tahapan penting dalam pembuatan kain Sasirangan, mulai dari pengenalan bahan baku, pembuatan pola motif di atas karton, hingga teknik menjahit jelujur untuk membentuk kerutan dan pewarnaan kain. Peserta juga diajak mempraktikkan langsung seluruh proses tersebut hingga kain siap digunakan atau dikreasikan lebih lanjut.

Tak hanya itu, UMKM Madani juga mengolah pakaian bekas kerja (coverall) milik pekerja Pertamina menjadi produk bernilai tambah seperti topi, tas selempang, tas jinjing, dan pakaian siap pakai—mewujudkan prinsip ekonomi sirkular dan keberlanjutan.

Komitmen TJSL yang Berdampak Nyata

Dony Indrawan, Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), menyampaikan bahwa program pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) perusahaan yang inovatif dan berkelanjutan.

“Kami memanfaatkan potensi lokal berdasarkan hasil pemetaan sosial untuk menjawab persoalan masyarakat secara tepat sasaran. Pelatihan ini adalah langkah awal membangun kapasitas masyarakat agar dapat meningkatkan produktivitas dan menghasilkan produk yang bernilai ekonomi,” ujar Dony.

Menurutnya, kolaborasi antara perusahaan, UMKM, dan masyarakat Desa Masukau akan menjadi fondasi kuat bagi pengembangan ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan.

“Inilah peran dunia usaha yang kami harapkan: bukan hanya menjalankan bisnis, tapi juga hadir mendampingi komunitas lokal agar mandiri melalui pendekatan partisipatif dan berbasis potensi daerah,” pungkas Dony.