Basuki Tjahaja Purnama

Komisaris Utama Pertamina Beberkan Strategi Pertamina Kedepan

Jakarta, Ruangenergi.com Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan bahwa pihaknya akan berfokus pada produksi Bio Diesel dan Bio Avtur.

Hal tersebut dikatakan olehnya saat melakukan kunjungan kerja ke luar negeri, sebagaimana dikutip dalam akun media sosial TikTok milik btp_ahok.

Upaya Komut Pertamina tersebut juga sejalan dengan rencana Pemerintah mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada 2030 dengan usaha sendiri dan sebesar 41% dengan bantuan internasional. Serta menjaga suhu bumi tidak melebihi 1,5 derajat Celcius dan komitmen iklim melalui Nationally Determined Contribution (NDC) untuk mencapai netral karbon pada 2060 atau lebih cepat.

“Kami akan berfokus pada produksi Bio Diesel dan Bio Avtur. Tujuan kami adalah bagaimana caranya Pertamina bisa bermanfaat bagi kepentingan bangsa,” ungkap Basuki dalam tayangan media sosial Tiktok @btp_ahok, (27/10).

Dia menjelaskan, Pertamina juga merupakan agen perusahaan Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia. Untuk itu, perseroan akan fokus pada pengembangan produksi Bio Diesel dan Bio Avtur.

“Kami percaya bahwa masa yang akan datang. Dunia akan mengembangkan kendaraan energi listrik,” paparnya.

Eks Gubernur DKI tersebut mengatakan bahwa China dan Eropa sudah memiliki pasar sendiri, begitu pula dengan Indonesia.

“Ke depan siapa yang memiliki pasar terbesar, dialah yang akan mengontrol pasar. Kami akan mengembangkan 83.000 daerah di Indonesia agar memiliki harga energi yang sama,” imbuhnya.

“Tujuan kami adalah agar bisa tercapai keadilan bagi masyarakat dengan memberi subsidi. Cita-cita kami adalah bagaimana caranya subsidi tersebut bisa tepat sasaran. Dengan cara tertentu, termasuk dengan sistem perbankan, kami lakukan upaya terus menerus,” sambungnya.

Selanjutnya, terkait dengan pengembangan minyak bumi, Dia mengatakan pihaknya kini tengah membangun enam (6) pengolahan minyak (Refinery) untuk mendukung kebutuhan nasional. Dia juga mengatakan bahwa Refinery tersebut memiliki dua fungsi yakni memproduksi BBM dan produk petrokimia.

“Kami membangun 6 refinery baru. Di mana refinery ini memiliki dual model, sekaligus memproduksi produk petrokimia. Kami percaya bahwa petrokimia akan menjadi kebutuhan mendasar di masa mendatang,” tuturnya.

“Itulah cita-cita kami. Bio fuel, supply chain, logistik dan kesetaraan harga tepat sasaran,” jelasnya kembali.

Selain itu, Perseroan juga akan mengatur transaksi dengan agen penjualan yang benar-benar memiliki dana (bukan calo) untuk mensupply minyak dengan harga wajar. Hal tersebut untuk mencegah terjadi mark up harga dan korupsi.

“Dan ini membuat Presiden sangat marah atas ulah para agen minyak yang meraih keuntungan sangat tinggi. Dengan cara ini, kami percaya. Para investor akan masuk ke Indonesia. Itu adalah tujuan kedua Presiden,” ungkapnya.

“Kata Presiden : Kita Nothing to Loose, kita hanya ingin meninggalkan warisan terbaik bagi negara,” terang Basuki mengulangi perkataan Presiden RI.

Dirinya berkeyakinan bahwa Pertamina akan memberikan manfaat pada masyarakat, dan sangat mungkin bagi Pertamina untuk menghasilkan US$ 4 miliar profit per tahun.

“Karena selama ini semuanya inefisien. Kami meminta pendapat berbagai konsultan internasional untuk menemukan pada bagian mana terjadi mark up agar Pertamina menjadi baik,” imbuhnya.

Dia kembali mengatakan perkataan Presiden RI kala bertemunya.

“Presiden bilang : ini sudah seperti mafia, kamu harus cari. Saya bilang : mudah mencarinya, lihat saja pada proses dan cara pembelian migasnya,” paparnya.

Lebih jauh ia mengemukakan bahwa Perseroan terus memperbaiki tata cara pembelian migas. Dirinya juga menginginkan agar setiap pembelian migas tersebut semuanya serba transparan.

“Kami ingin memperbaiki tata cara dan proses pembelian migas, mungkin seperti Petronas dan lain sebagainya yang di kontrol pada satu pusat kontrol dengan transparansi,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *