Jakarta, ruangenergi.com – Penyedia jasa BBM se- Indonesia seperti PT Pertamina (Persero), Vivo Energy Indonesia, BP – AKR, dan Shell Indonesia kompak dalam penyesuaian harga BBM-nya. Hal ini pertama kali dilakukan PT.Pertamina (Persero) yang resmi menetapkan harga baru Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis nonsubsidi pada 1 September 2023 lalu.
Setidaknya ada empat jenis produk Pertamina yang mengalami kenaikan harga diantaranya yakni Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex. Dengan kisaran harga Pertamax di Jakarta naik menjadi Rp 13.300/liter dari sebelumnya Rp 12.400 liter. Pertamax Turbo naik menjadi Rp 15.900/liter dari sebelumnya Rp 14.400/liter. Harga Dexlite juga naik dari Rp 13.950/liter menjadi Rp 16.350/liter. Adapun harga Pertamina DEX mulai 1 September dijual sebesar Rp 16.900 per liter, dari sebelumnya Rp 14.350 per liter pada Agustus 2023.
Kenaikan ini nyatanya tak sepihak, pasalnya hal ini juga dilakukan menyeluruh, dimana BBM di SPBU Shell Indonesia, yang menaikkan harga beberapa produk BBM, seperti Shell Super menjadi Rp 14.760 per liter dari yang sebelumnya Rp 13.280 per liter. Kemudian, Shell V-Power menjadi Rp 15.650 per liter dari yang sebelumnya Rp 14.190 per liter. Lalu harga BBM Shell V-Power Diesel dan Shell V-power Nitro+ juga mengalami kenaikan.
Tak hanya itu, BP – AKR sudah mengubah harga BBM-nya dua kali, per 1 September 2023 dan 5 September 2023.
Berikut daftar harga BBM per liter terbaru di seluruh SPBU yang ada di Indonesia per September 2023:
Harga BBM Pertamina (Jabodetabek):
– Pertalite: Rp 10.000
– Pertamax: Rp 13.300
– Pertamax Turbo: Rp 15.900
– Dexlite: 16.350
– Pertamina Dex: Rp 16.900
– Pertamax Green 95: Rp 15.000
Harga BBM Shell (Pulau Jawa):
– Shell Super: Rp 14.760
– Shell V Power: Rp 15.650
– Shell V Power Diesel: Rp 16.940
– Shell V Power Nitro+: Rp 16.010
Harga BBM VIVO:
– Revvo 90: Rp 11.300
– Revvo 92: Rp 14.460
– Revvo 95: Rp 15.450
Harga BBM BP AKR:
– BP 92: Rp 13.500
– BP Ultimate: Rp 15.650
– BP Diesel: Rp 16.350
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (30/8/2023), menjelaskan bahwa Pertamax Green 92 adalah BBM hasil percampuran antara Pertalite (RON 90) dengan etanol. Pertamax Green 92 ini akan memiliki oktan lebih tinggi yakni 92. Selain itu, Pertamax Green 92 merupakan BBM jenis Pertalite yang dicampur 7 persen bioetanol (E7) sehingga memiliki RON 92.
Karena etanol yang dicampurkan terbuat dari bahan nabati molases tebu, penggunaan Pertamax Green 95 diklaim dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, karbon dioksida, nitrogen oksida, dan partikel PM2. Selain itu termasuk Pertamax Green 95 juga dapat meningkatkan bauran energi terbarukan yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025.
Dengan meluncurkan energi hijau ini, Nicke menekankan tak hanya bisa menurunkan emisi karbon, tetapi juga mengurangi anggaran untuk impor gas.
“Jadi ini sudah sangat pas, satu, aspek lingkungan bisa turunkan karbon emisi. Kedua, mandatory bioetanol bisa kita penuhi. Ketiga, kita menurunkan impor gasoline,” pungkas Nicke.