Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan plan off development (POD) Ubadari yang diajukan bp Indonesia menggunakan aplikasi konsep EGR (Enhanced Gas Recovery) dengan menginjeksikan Gas CO2 yang didapatkan dari tiga train LNG, setelah gas tersebut dikeringkan dan dikompresikan sampai mencapai tekanan yang diperlukan untuk diinjeksikan ke reservoir.
EGR ini selain menambah recovery berupa tambahan produksi, POD ini juga akan mengurangi emisi karbon dari operasi kilang LNG Tangguh.
“Saat ini operasi Train 1 & 2 menghasilkan emisi karbon sekitar 5 mtCO2 per tahun dan akan meningkat hingga 8 mtCO2 per tahun pada saat kilang LNG 3 beroperasi. Melalui POD ini, sekitar 25 mtCO2 reservoir CO2 akan diinjeksikan dan diserap ke dalam reservoir (CCS/CCUS). POD Ubadari ini penting karena mendukung target produksi, pengurangan emisi karbon dan sebagai upaya untuk tetap kompetitif di pasar,”kata Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara kepada ruangenergi.com,beberapa waktu lalu di Jakarta.
Benny menambahkan dalam konteks ini tidak ada revenue dari karbon, tapi ada tambahan produksi dari EGR.
”Sejauh ini memang belum ada regulasi spesifik yang mengatur monetisasi emisi karbon. Sedang disiapkan regulasinya,”pungkasnya.
Dalam catatan ruangenergi.com,Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan, perihal keinginan BP Indonesia, dikemukakan pada pekan lalu saat bertemu dengan manajemen SKK Migas.
“Manajemen BP menyampaikan akan meningkatkan investasi di Indonesia, yaitu melakukan pengembangan di Lapangan Ubadari serta Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS). Kami menyambut gembira karena berarti usaha-usaha yang dilakukan SKK Migas dan pemerintah untuk meningkatkan investasi, membuahkan hasil,” imbuh Dwi di Jakarta, (21/03).
Ia menambahkan, investasi untuk pengembangan Lapangan Ubadari dimaksudkan untuk meningkatkan cadangan terbukti, yang nantinya gas yang dihasilkan akan digunakan untuk mendukung operasional kilang LNG Tangguh1, 2 dan 3. Apabila terealisasi, dapat digunakan untuk melakukan perluasan pasar.
Sebagaimana diketahui, Lapangan Ubadari ditemukan pada tahun 1997, dan mulai dilakukan pemboran Eksplorasi pada tahun 2017.
BP juga berkeinginan untuk mengembangkan dan menerapkan CCUS di Tangguh, yaitu teknologi yang dapat menangkap CO2 yang telah dilepaskan ke atmosfer. CCUS merupakan teknologi akan mengurangi emisi CO2.
Bagi Indonesia, dengan demikian penerapan CCUS di lapangan Tangguh ini juga akan mendukung kesuksesan komitmen Indonesia dalam melaksanakan kesepakatan Paris Agreement pada tahun 2015, di mana Indonesia berkomitmen mengurangi emisi karbon sebesar 29% hingga 41% pada tahun 2030. Penerapan CCUS akan mengurangi emisi carbon sekitar 45%.