Grissik,Musi Banyuasin,ruangenergi.com–Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi menegaskan industri hulu migas masih sangat diperlukan di Indonesia.
Sektor migas menjadi penyumbang devisa negara dan sumber penerimaan yang sangat fresh money.
“Apakah setor hulu migas masih penting? Setidaknya ada tiga poin utama kenapa sektor hulu migas ini masih sangat kita perlukan. Dari sisi penerimaan negara, saat di tahun 2022 kita melihat dengan proyeksi penerimaan di sektor hulu migas ini memungkinkan bisa mencapai US$16,7 miyar yang kalau kita bandingkan dengan upaya efisiensi dalam pengelolaannya di bawah US$8 milyar. Ini artinya ini sangat baik sekali menyumbang pendapatan pengara.Dari sisi pemerintah pusat, ini sumber penerimaan yang sangat fresh money. Karena begitu masuk jadi penerimaan,maka 80 persen jadi penerimaan pusat dan 20 persen dibagi hasilkan. Beda dengan minerba, sebaliknya. Jadi (di migas)benar-benar Pemerintah Pusat memiliki ruang mengelola fiskal secara baik karena kita punya target pembangunan yang sangat kita prioritaskan,” kata Kurnia Chairi dalam kunjungan kerja memantau lifting akhir tahun di Medco EP Grissik,di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Sabtu (31/12/2022).
Kurnia menuturkan,dari sisi multiplayer effect investasment di sektor hulu Rp5,2 triliun nilai tambahnya dan menyerap 13 ribuan tenaga kerja.
“Artinya ini mampu menggerakan ekonomi yang riil di masyarakat. Ini tentu jadi tantangan kita ke depan gimana kita mencoba untuk mengundang berbagai jenis investasi dari berbagai pihak karena kita yakin potensi masih sangat besar. Yang juga sangat penting di sektor ini adalah bahwa sektor ini mampu menekan defisit neraca perdagangan kita. Tahun 2022 defisit migas lebih dari US$36 milyar. Nah kalau kita tidak mampu memproduksi lebih banyak lagi tentu dengan kebutuhan migas yang akan terus meningkat, ya bisa dipastikan impor migas akan bertambah. Kecuali kita bisa cepat switch EBT. Tapi tentu kita paham gimana pemerintah mencoba mendorong pemanfaatan EBT tadi, mendorong investasi, memberi insentif,membuat regulasi. Tapi tentu masih tidak semudah membalikkan telapak tangan juga. Reserve migas yang masih ada tentu harus kita gunakan dulu,”ungkap Kurnia yang hadir didampingi oleh Kepala Perwakilan SKK Migas Sumatera bagian Selatan Anggono Mahendrawan,dan VP Corridor Asset Medco E&P Grissik Tri Laksono.
Kurnia mengatakan juga,khusus untuk di Grissik ini, ini produk utamanya gas. Pemanfaatan gas untuk mengantarkan transisi energi.
“Ini juga menurut hemat kami adalah recources yang sangat penting bagi kita untuk mengantarkan transisi energi menuju EBT. Karena gimanana pun gas masih bisa dikategorikan emisi gak sebesar oil. Tapi kalau gas ini apalagi nanti ada technology yang bisa lebih baik CCS maupun CCUS itu nanti, pasti akan bisa sangat mempengaruhi,” papar Kurnia.