Jakarta, ruangenergi.com– Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pada Rabu (09/10/2024) kembali mengungkapkan keinginannya untuk mengoptimalkan sumur-sumur tua yang menganggur (idle) di Indonesia.
Bahlil meminta agar dilakukan intervensi teknologi pada sumur-sumur tersebut, termasuk penetrasi terhadap eksplorasi baru, dengan target di wilayah Indonesia Timur yang dianggap memiliki potensi besar untuk pengembangan sumur-sumur migas baru.
“Kita harus intervensi teknologi pada sumur-sumur yang berjalan. Kita juga harus melakukan penetrasi eksplorasi baru. Di mana letak sumur-sumur baru itu? Lebih banyak di wilayah Timur,” kata Bahlil, seperti dilaporkan oleh Bagas Fahrezi, reporter ruangenergi.com, dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta.
Bahlil juga menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan tiga strategi untuk mengurangi porsi belanja impor minyak dan gas (migas) nasional, mengingat potensi sumber daya mineral di Indonesia masih sangat besar.
Strategi tersebut meliputi optimalisasi produksi minyak bumi dengan teknologi, reaktivasi sumur-sumur yang menganggur, serta eksplorasi migas khususnya di wilayah Indonesia Timur.
Untuk optimalisasi produksi minyak dengan teknologi, Bahlil mencontohkan proyek di Banyu Urip, Surabaya, yang dikerjakan oleh ExxonMobil.
Menurutnya, proyek tersebut berhasil meningkatkan lifting minyak dari awalnya 90-100 ribu barrel oil per day (BOPD) menjadi 140-160 ribu BOPD.
Bahlil juga berjanji akan memberikan skema kerja sama dan insentif yang lebih menarik untuk blok-blok migas di wilayah Indonesia Timur dibandingkan blok-blok lainnya.
Beberapa blok migas yang mendapatkan insentif dan skema kerja sama menarik meliputi wilayah Buton-Sulawesi Tenggara, Seram-Maluku, Warim-Papua, Aru-Arafura, serta wilayah Timor.
Selain itu, Bahlil menyebutkan bahwa pihaknya telah memangkas jumlah proses perizinan untuk penambahan sumur migas, dari sebelumnya 329 izin menjadi hanya 150 izin.