Lapor Pak! Investasi Sektor ESDM Tembus Rp225,8 Triliun di Semester I 2025, Hilirisasi Minerba Jadi Magnet Investor

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mencatat kinerja gemilang pada paruh pertama 2025.

Realisasi investasi sektor ESDM mencapai 13,9 miliar dolar AS atau setara Rp225,8 triliun (kurs Rp16.251 per dolar AS), melonjak 24,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang berada di level 11,2 miliar dolar AS.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa mayoritas investasi ini bersumber dari subsektor minyak dan gas bumi senilai 8,1 miliar dolar AS (Rp131,63 triliun) dan mineral dan batubara sebesar 3,1 miliar dolar AS (Rp50,38 triliun).

“Investasi kita di Semester I 2024 itu totalnya 11,2 miliar dolar AS, kemudian di Semester I 2025 itu 13,9 miliar dolar AS. Ini kebanyakan adanya di sektor minerba dan migas,” ujar Bahlil dalam konferensi pers capaian kinerja Semester I 2025, dihadiri ruangenergi.com, Senin (11/08/2025), di Jakarta.

Pemerintah kini memacu percepatan 18 proyek hilirisasi strategis dengan nilai total Rp618,3 triliun. Proyek-proyek ini diperkirakan menciptakan 273.636 lapangan kerja di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, 8 proyek berasal dari subsektor minerba dengan nilai investasi mencapai Rp321,8 triliun.

Komitmen pemerintah untuk memperkuat rantai pasok dan nilai tambah ini ditandai dengan penyerahan dokumen pra-studi kelayakan (Pre-FS) oleh Menteri ESDM kepada CEO Danantara, sebagai salah satu mitra strategis hilirisasi nasional.

“Kita dari Satgas Hilirisasi sudah menyerahkan dokumen Pra-FS, total investasi Rp618,3 triliun,” tegas Bahlil.

Kementerian ESDM optimistis tren positif ini akan berlanjut hingga akhir 2025, seiring meningkatnya minat investor untuk masuk ke pengelolaan sumber daya mineral secara terintegrasi, mulai dari penambangan hingga hilirisasi.

Dengan nilai investasi yang masif, peluang keterlibatan pelaku industri tambang—baik dalam skema kemitraan, pembiayaan, maupun teknologi—terbuka lebar. Hilirisasi minerba dipandang menjadi pilar utama penguatan industri pertambangan nasional, sekaligus kunci menuju daya saing global.