Laporan Keberlanjutan PT TBS Energi Utama Tbk

Jakarta,ruangenergi.com- Direktur Utama  PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) Dicky Yordan mengatakan bahwa saatnya bagi perusahaan untuk bertransisi dari bisnis energi tidak terbarukan menuju ke bisnis terbarukan.

Tiga bisnis inti TBS, pertambangan, perkebunan, dan pembangkit listrik, telah menunjukkan pertumbuhan yang positif. TBS memanfaatkan momentum ini untuk bertumbuh lebih baik dan terutama lebih hijau.

“Setelah sekian lama kami mengambil manfaat dari alam, kini saatnya bagi kami untuk bertransisi dari bisnis energi tidak terbarukanmenuju bisnisenergi terbarukan,” tulis Dicky dalam Laporan Keberlanjutan TBS Energi Utama dalam Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (IDX),16 Mei 2022 lalu.

Dicky menuliskan,pandemi yang masih berlanjut menjadi tantangan utama bagi kegiatan bisnis TBS di tahun 2021. Namun kondisi perekonomian telah berangsur pulih.

Sepanjang tahun 2021, TBS telah mengeksekusi sejumlah kesepakatan bisnis dalam rangka menambah portofolio energi terbarukan.

“Kami mengakuisisi perusahaan pembangkit listrik minihidro berkapasitas 6 MW di Lampung, yang memiliki kontrak jual beli listrik selama 25 tahun dengan PT PLN (Persero). Kami juga mulai mengembangkan energi bayu di wilayah Timur Indonesia. Kami memiliki tiga proyek energi baru dan terbarukan lainnya yang rencananya akan mulai dibangun pada akhir 2022 sampai 2023, yakni energi hidro, bayu, biomasa, dan solar photovoltaic (PV). Secara keseluruhan, kami akan segera memiliki proyek pembangkit energi baru dan terbarukan yang menjadi modal awal bagi perjalanan keberlanjutan kami menuju netralitas karbon pada tahun 2030,” jelas Dicky.

Pada November 2021, lanjut Dicky, TBS telah menandatangani perjanjian kemitraan dengan PT Rekan Anak Bangsa untuk lebih memperkuat portofolio bisnis rendah karbon kami.

“Visi kami yang sama mengenai keberlanjutan mendorong kami untuk melahirkan perusahaan joint venture bernama Electrum, yang menjadi motor penggerak bisnis kendaraan listrik TBS. Ini adalah jejak langkah penting dalam proses transformasi bisnis kami menjadi perusahaan energi terintegrasi. Lebih dari itu, inisiatif ini semakin meneguhkan langkah kami mencapai target netralitas karbon. Untuk mendukung komitmen kami mencapai netralitas karbon pada tahun 2030, kami akan keluar dari bisnis pertambangan batubara kami secara bertahap hingga tahun 2030 demi memperkuat peta jalan keberlanjutan kami,”tulis Dicky lagi.

TBS,jelas Dicky,terus meningkatkan upaya keberlanjutan  melalui pertukaran pengalaman dan wawasan dengan relasi dan mitra global.

“Pada tahun 2021, kami menghadiri COP26 untuk menegaskan dukungan dan komitmen kami untuk mengatasi perubahan iklim yang menjadi tantangan global terbesar abad ini. Kami juga secara aktif berpartisipasi dalam forum internasional terkait keberlanjutan. Pada September 2022, kami telah
menandatangani inisiatif UN Global Compact untuk lebih mendukung kemajuan keberlanjutan melalui Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB),” jelasnya.

TBS didirikan dengan nama PT Buana Persada Gemilang yang kemudian diubah menjadi PT Toba Bara Sejahtra Tbk setelah secara resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan publik dengan kode TOBA pada tanggal 6 Juli 2012. Kantor pusat TBS berada di Treasury Tower Level 33, District 8, Jakarta Selatan, Indonesia.

Pada tahun 2020, TBS kembali mengubah namanya menjadi PT TBS Energi Utama Tbk untuk merefleksikan
arah bisnis  menjadi perusahaan energi terintegrasi yang berfokus pada bisnis hijau melalui pengembangan
kendaraan listrik dan energi terbarukan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *