Jakarta Pusat, Jakarta, ruangenergi.com-Lebih dari 400 peserta dari kalangan pemerintah, industri, hingga akademisi Asia-Pasifik berkumpul di Jakarta pada 10–11 September 2025 untuk menghadiri 5th Asia CCUS Network Forum.
Forum tahunan yang diprakarsai Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) bersama Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang, Kementerian ESDM, SKK Migas, serta Indonesia Centre of Excellence for CCS and CCUS ini menjadi momentum penting memperkuat kolaborasi regional dalam pengembangan teknologi penangkapan dan pemanfaatan karbon (CCUS).
Tahun ini, forum menyoroti kerja sama lintas negara dalam implementasi Carbon Capture and Storage (CCS) dan CCUS, mulai dari kerangka kebijakan dan model bisnis, perkembangan teknologi transportasi CO₂, hingga inovasi pemanfaatan karbon.
Presiden ERIA, Tetsuya Watanabe, menekankan bahwa CCS/CCUS membutuhkan kolaborasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Tidak ada satu negara pun yang bisa mencapainya sendiri. Kita memerlukan regulasi yang selaras, investasi infrastruktur, dan yang terpenting, membangun kepercayaan bersama. Asia CCUS Network hadir untuk menjembatani hal tersebut,” ujar Watanabe.
Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menegaskan posisi strategis Indonesia. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi geologi besar dan regulasi yang mendukung untuk menjadi pusat CCS di kawasan.
“Inisiatif ini bukan hanya soal penurunan emisi, tapi juga peluang investasi, inovasi, dan pertumbuhan berkelanjutan. Indonesia berkomitmen menjadikan potensi ini sebagai proyek nyata bersama mitra regional,” kata Laode.
Dari Jepang, Menteri METI Yuji Muto menekankan peran CCUS dalam agenda Green Transformation (GX).
“CCUS adalah kunci untuk menjaga ketahanan energi sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi rendah karbon. Jepang menargetkan operasi CCS pada awal 2030-an, dengan dukungan regulasi seperti CCS Business Act dan proyek lepas pantai di Tomakomai, Hokkaido,” jelasnya.
Diskusi selama dua hari forum menyoroti kebutuhan mendesak atas regulasi lintas negara, model pendanaan, hingga kesiapan infrastruktur untuk mempercepat implementasi CCS/CCUS. Sejumlah inisiatif regional, seperti studi kelayakan di Indonesia dan pengembangan penyimpanan CO₂, menunjukkan bahwa teknologi ini semakin dekat dengan penerapan nyata di Asia.
Sejak dibentuk pada 2021, Asia CCUS Network konsisten menjadi platform utama memperkuat kerja sama antarnegara di kawasan, mulai dari pemetaan potensi penyimpanan karbon, dukungan regulasi, pembiayaan, hingga pengembangan rantai nilai CO₂.
Dengan semakin kuatnya sinergi lintas negara, forum ini menegaskan bahwa CCS/CCUS bukan sekadar wacana, melainkan bagian krusial dalam perjalanan Asia-Pasifik menuju target net zero emissions.