Jakarta,ruangenergi.com-Indonesia memiliki potensi penyimpanan sekitar 2 Gigaton CO2 di Sumatera Selatan dan Jawa Barat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala LEMIGAS Ditjen Migas Ariana Sumanto, pada acara FGD Percepatan Implementasi CCS/CCUS pada Lapangan Migas Indonesia di Cirebon, tanggal 7-9 Desember.
“Dalam perjalanan panjang CCUS, LEMIGAS terus berperan aktif melakukan kajian dan berkontribusi dalam penyiapan pilot project CCUS. Turut mendukung pengembangan teknologi CCUS di Indonesia dan mendukung pencapaian Net Zero Emission,” kata Ariana dikutip dari website migas.esdm.go.id
Ariana menjelaskan, LEMIGAS Ditjen Migas ikut berperan aktif dalam menyiapkan pilot proyek CCUS sejak tahun 2003 hingga saat ini. Dalam perjalanan panjang studi CCUS, LEMIGAS Ditjen Migas turut menggandeng beberapa mitra kerja dari dalam dan luar negeri seperti Pertamina EP, ITB, Mitsubishi, Shell, Total, Japex, dan ADB.
Pelaksanan Harian Koordinator Pengujian Eksploitasi, Yohanes B. Doi, menambahkan bahwa saat ini, LEMIGAS bersama dengan Pertamina URTI dan Japex sedang menyiapkan pilot proyek CCUS di lapangan Sukowati.
Kegiatan studi ini meliputi kegiatan mendesain CCUS skala pilot dan komersial di lapangan Sukowati, desain transportasi supercritical pipeline CO2 untuk pilot dan field-scale CCUS, studi Public Outreach untuk CCUS-EOR dan melakukan penilaian resiko dan integritas geologi dan menyiapkan pilot proyek pada formasi caprock lapangan Sukowati.
Di samping itu, LEMIGAS telah diberikan mandatori penugasan untuk melakukan update perhitungan CO2 storage capacity di saline aquifer oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi.
Dengan didukung sumber daya manusia yang berkompeten dan teknologi laboratorium yang canggih, LEMIGAS terus melakukan inovasi untuk mendukung terwujudnya Net-Zero Emissions, menjadikan bumi lebih bersih dan sehat.
Teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) merupakan opsi teknologi untuk membantu pencapaian Net Zero Emission (NZE). Kontribusi CCUS dalam pengurangan emisi CO2 kumulatif pada sektor energi ditargetkan sekitar 15%.
International Energi Agency (IEA) menyebutkan pula bahwa hanya teknologi CCUS yang dapat mengatasi emisi dari aset eksisting ini dengan retrofit aset-aset tersebut dengan fasilitas penangkapan CO2 dan menginjeksikannya ke dalam formasi geologi.