Luar Biasa!! Kelola 24% Wilayah Migas, PHE Jadi Penopang Utama Energi Indonesia

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, 10 September 2025 – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina kembali menegaskan komitmennya untuk menjaga ketahanan energi nasional sekaligus mendukung terwujudnya swasembada energi di Indonesia.

Saat ini, PHE mengelola 24% wilayah kerja operator migas di Tanah Air, dengan kontribusi mencapai 69% lifting minyak domestik dan 37% lifting gas domestik. Capaian ini menempatkan PHE sebagai pemain utama dalam penyediaan energi, di tengah terus meningkatnya kebutuhan energi nasional.

“Pertamina Hulu Energi siap menjawab tantangan energi masa depan dengan strategi peningkatan produksi hulu migas, penguatan eksplorasi, serta penerapan teknologi dekarbonisasi seperti CCS/CCUS. Langkah ini selaras dengan agenda pemerintah dalam mewujudkan swasembada energi dan mendukung transisi energi menuju target Net Zero Emission 2060,” ujar Edi Karyanto, Direktur Perencanaan Strategis, Portofolio, dan Komersial PHE, dalam acara Launching dan Diskusi Buku Senjakala Industri Migas? : Migas & Pembangunan Indonesia 1899–2023 karya M. Kholid Syeirazi, di Jakarta, Rabu (10/9/2025).

Strategi Hulu Migas dan Transisi Energi

Untuk menjaga ketahanan energi, PHE menempuh sejumlah strategi utama. Pertama, optimalisasi produksi melalui perawatan aset, penerapan asset integrity, hingga revitalisasi fasilitas produksi. Kedua, peningkatan cadangan migas lewat eksplorasi berkualitas tinggi, pengembangan lapangan baru, serta pemanfaatan teknologi enhanced oil recovery (EOR) dan chemical EOR.

Tak hanya itu, PHE juga memperkuat portofolio migas nasional lewat pengembangan anorganik. Di sisi lain, guna mendukung target Net Zero Emission 2060, perusahaan mendorong penerapan dekarbonisasi melalui pengembangan Carbon Capture and Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS). Indonesia diproyeksikan memiliki kapasitas penyimpanan karbon hingga 7,3 gigaton di 11 lokasi prioritas.

Edi menekankan, meski tren transisi energi terus berjalan, migas masih berperan penting sebagai energi transisi. Gas bumi dinilai sebagai energi fosil yang lebih bersih dan andal untuk mendukung bauran energi nasional.
“Sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia, Pertamina berkomitmen menjaga prinsip Availability, Accessibility, Affordability, dan Acceptability energi bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.

Meski menunjukkan tren positif, industri hulu migas masih menghadapi tantangan terkait iklim investasi dan regulasi. Karena itu, PHE mendorong penyelarasan kebijakan fiskal, kontrak, hingga sinkronisasi perizinan agar lebih kondusif dan kompetitif secara regional.
“Dukungan seluruh pemangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk mewujudkan peningkatan produksi migas nasional yang berkelanjutan demi menjaga ketahanan energi dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tutup Edi.