Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tancap gas kejar pencapaian peningkatan produksi menuju 1 juta barel oil per day (bopd).
Salah satu upaya yang diakukan untuk mengejar pencapaian target produksi adalah dengan penerapan teknologi atau Production Enhancement Technology (PET) yang tepat guna.
Salah satu teknologi yang cukup berhasil adalah Gas Lift Pack Off yaitu teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan produksi sumuran dengan mengoptimalkan titik injeksi gas lift. Keuntungan menggunakan GLPO salah satunya adalah instalasi yang sederhana tanpa perlu menggunakan rig dan fleksibilitas untuk meletakkan titik injeksi gas.
“Nah yang menunjukkan hasil sangat baik dari penerapan PET ini adalah PetroChina Jabung Ltd. (PCJL), dimana program ini dimulai sejak tahun 2020. Hingga saat ini sudah ada sekitar 7 sumur (gain initial produksi dari ketujuh sumur sebesar ±1.200 BOPD) di PCJL yang diaplikasikan teknologi GLPO dan akan dilanjutkan dengan beberapa sumur berikutnya di tahun ini. Teknologi ini juga sudah berhasil diterapkan di PHKT dan sedang dijajaki di beberapa KKKS lainnya,” kata Kepala Divisi Operasi Produksi SKK Migas Bambang Prayoga dalam bincang santai bersama ruangenergi.com,Jumat (17/06/2022) di Jakarta.
Yang menarik,papar Bambang Prayoga, teknologi GLPO tersebut buatan anak bangsa Indonesia tercinta.
Dalam catatan ruangenergi.com, SKK Migas dalam melakukan usaha pencapaian target produksi dan lifting terus melakukan terobosan-teriobosan, salah satunya adalah dengan melakukan monitoring ketat terhadap percepatan produksi sumur-sumur yang di bor. Sejalan dengan peningkatan pengawasan tersebut, SKK Migas membangun aplikasi monitoring pembangunan well connection/ flowline yang terintegrasi dengan Integrated Operation Center (IOC) SKK Migas, sehingga dengan adanya aplikasi tersebut, diharapkan pengawasan akandapat dilakukan lebih mudah, terintegrasi, transparandanmendukung proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan efisien guna percepatan onstream sumur-sumur bor tersebut.
Sebagai kick off penggunaan aplikasi tersebut, SKK Migas melakukan sosialisasi kepada 34 (tiga puluh empat) kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang memiliki program pemboran sumur pengembangan di tahun 2022. Sosialisasi dilaksanakan secara online (daring) hari ini dan diikuti oleh 194 peserta dari SKK Migas maupun KKKS.
Manfaat yang diterima oleh SKK Migas dan KKKS dari aplikasi monitoring well connection/ flowline ini adalah menjadi semakin efisiennya proses koordinasi yang dilakukan. Sebelumnya, ketika masih dilakukan secara manual, fungsi terkait di SKK Migas dan KKKS menyampaikan laporan yang kemudian dilakukan integrasi secara manual. Proses administrasi ini akan memakan waktu dalam melakukan konsolidasi, serta tidak memberikan dukungan untuk melakukan pengambilan keputusan secara cepat.
“Pembangunan aplikasi monitoring well connection dan flowline adalah salah satu upaya SKK Migas melakukan simplifikasi proses, menciptakan data yang terintergrasi dan akurat. Ini adalah bagian dari pelaksanaan program-program dalam rencana dan strategi (Renstra) Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0 untuk mencapai target jangka panjang 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD)”, kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno dalam sambutan dan arahannya pada kegiatan sosialisasi tersebut (13/1/2022).