Jakarta, ruangenergi.com – Institut Teknologi PLN (ITPLN) menyatakan diri siap menjadi motor penggerak transisi energi nasional. Rektor ITPLN, Prof. Iwa Garniwa, menegaskan bahwa kampus yang lahir dari sektor ketenagalistrikan itu telah merancang kurikulum, riset, hingga program pembelajaran yang berorientasi langsung ke kebutuhan industri energi bersih.
“Transisi energi memang tidak mudah, tapi kami percaya perubahan besar harus dimulai dari pola pikir generasi muda,” ujar Iwa Garniwa di Jakarta, Senin, 25 Agustus 2025.
Menurut Iwa, sejak awal kuliah mahasiswa ITPLN dibiasakan dengan mindset energi bersih sebagai kebutuhan masa depan. Kampus bahkan membangun ekosistem green energy melalui kurikulum khusus energi terbarukan, laboratorium tenaga surya, turbin angin, electric vehicle charging station, hingga waste-to-energy.
ITPLN juga menerapkan pola 40-40-20 dalam perkuliahan: 40 persen teori, 40 persen studi kasus, dan 20 persen praktik langsung bersama pakar industri. Mahasiswa diwajibkan magang di unit PLN maupun perusahaan energi mitra.
“Dengan begitu mahasiswa terbiasa dengan kondisi lapangan. Mereka siap kerja begitu lulus,” kata Iwa.
Kesiapan itu diperkuat dengan sertifikasi kompetensi ganda bagi mahasiswa: Microsoft Office Specialist dan sertifikasi bidang ketenagalistrikan. ITPLN bahkan dipercaya PLN untuk menyerap 250 lulusan setiap tahun lewat ikatan kerja.
Iwa optimistis, langkah tersebut membuat ITPLN mampu berkontribusi nyata dalam target Net Zero Emission 2060. Setiap program akademik ITPLN bisa diakses melalui laman www.itpln.ac.id.
“Kuncinya ada pada SDM unggul, riset energi bersih, dan roadmap PLN. Kami ingin melahirkan generasi yang melihat energi terbarukan bukan beban, melainkan peluang,” katanya.