Jakarta, Ruangenergi.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menegaskan, bahwa bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite masih akan dipertahankan. Namun langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan menghimbau masyarakat untuk hemat energi.
“Pertalite sementara ini kita pertahankan, cuma untuk langkah pertama kita harus bisa menghimbau masyarakt untuk hemat energi. Kita juga akan segera melakukan revisi Perpres 191,” kata Menteri Arifin kepada wartawan di Jakarta, Kamis kemarin.
Terkait kuota Pertalite yang dikabarkan hanya tinggal 6,2 juta KL yang diproyeksikan akan habis pada bulan Oktober nanti, menurut Menteri Arifin, Pemerintah pasti mencoba untuk memenuhinya. Namun dengan melihat situasi saat ini di mana harga minyak tinggi dan tidak turun-turun maka harus ada upaya-upaya untuk efisiensi.
“Sekali lagi masyarakat kita minta supaya bisa hemat BBM, dan kepada mereka yang mampu kita himbau juga untuk tidak ambil BBM yang bukan haknya yang diperuntukan bagi masyarakt tidak mampu. Pemerintah juga terus berupaya sekuat tenaga supaya subsidi yang bengkaknya luar biasa itu bisa ditahan,” papar Arifin.
Menurut dia, Pemerintah akan selalu mengupayakan untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dengan melakukan penambahan kuota.
“Angka awalnya kan 23,5 juta KL lalu kita perkirakan tadinya ada kenaikan 10 persen atau 25 persen. Tapi kalau misalnya ada migrasi orang yang sebelumnya memakai Pertamax lalu pindah ke Pertalite maka hal itu akan mengakibatkan adanya ketidakseimbangan,” ujarnya.
Padahal, lanjut dia, Pemerintah harus bisa
menjaga kestabilan dan kekuatan anggaran sehingga tidak memberikan beban tambahan yang terlalu berlebihan.
“Sekarang kan pertumbuhan kita 5,44 persen. Nah kita berharap tahun ini bisa mempertahankannya. Dan ini harus melibatkan partisipasi masyarakat untuk bersama-sama mempertahankannya,” katanya.
Lebih jauh ia mengatakan, salah satu upaya Pemerintah untuk mengurangi impor BBM program konversi BBG. Namun salah tantangannya adalah harus mengubah atau memodifikasi. Tantangan lainnya terkait keinginan dari masyarakat itu sendiri termasuk pemerintah daerah setempat
“Contohnya seperti yang sudah berjalan di Semarang, sebaiknya bisa diikuti oleh daerah daerah lain juga,” ucapnya.
Pasalnya, lanjut dia, manfaat menggunakan BBG cukup banyak tapi mungkin masyarkat masih jarang yang tahu manfaat BBG.
“Ini memang harus disosialisasikan, apalagi gas kita juga cukup besar dan memang lebih bagus mandiri dengan kemampuan yang kita miliki sendiri daripada BBM yang harus diimpor,” tukasnya.
“Satu lagi mengenai penghematan energi mari sama-sama seluruh kota seminggu sekali combation vehicle free day. Kalau car free day kan mobilnya saja tapi kalau combation vehicle ini ikut motor juga,” pungkasnya.(SF)