Jakarta,ruangenergi.com-Seperti diketahui bersama hambatan untuk pengembangan energi listrik panas bumi di Indonesia antara lain biaya eksplorasi masih cukup tinggi.
Sebagai contoh, untuk menghasilkan 1 Mw listrik yang berasal dari panas bumi, diperlukan biaya sekitar US$3 juta, atau setara Rp40 miliar. Nah bagaimana panas bumi bisa berkembang di Indonesia jika hal ini tidak diatasi segera.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia Prijandaru Effendi, berdasarkan data dan berdasarkan pengalaman pengembang Panasbumi saat ini, biaya per MW adalah 5 juta USD.
“Harus ada campur tangan pemerintah untuk meringankan beban cost didalam pengembangan pabum, seperti incentivès or even subsidi dan pengembang juga melakukan efisiensi dengan melakukan terobosan teknologi,” kata Prijandaru kepada ruangenergi.com beberapa waktu lalu.
Ketika ditanyakan kepadanya bahwa masalah utama dalam pengembangan panas bumi adalah masalah harga dengan disparitas harga. Mengenai hal ini, apa sih harapan dari kalian selaku pengembang panas bumi? Sudahkah harga pabum sekarang sesuai harapan?
Prijandaru menjawab: “Masing-masing enerģy jangan dikompetisikan tapi saling berkomplimentari berdasarkan energi mix skenario. Akan tercipta harga energy mix rata-rata sebagai perbadingan, bukan BPP,” tutur Prijandaru.
Dalam penelusuran ruangenergi.com, beberapa kendala pengembangan panas bumi di Indonesia antara lain:
- Teknologi dan Infrastruktur: Pengembangan panas bumi memerlukan teknologi yang canggih dan infrastruktur yang memadai untuk mengekstrak panas dari bumi dan mengubahnya menjadi energi listrik. Indonesia masih memiliki kendala dalam hal teknologi dan infrastruktur, terutama di daerah yang sulit dijangkau.
- Perizinan dan Regulasi: Proses perizinan dan regulasi di Indonesia sering kali memakan waktu yang lama dan kompleks. Hal ini membuat investor enggan untuk berinvestasi dalam pengembangan panas bumi di Indonesia.
- Biaya Investasi yang Tinggi: Pengembangan panas bumi memerlukan biaya investasi yang cukup besar. Selain itu, biaya operasional dan perawatan juga cukup tinggi. Hal ini menjadi kendala bagi pengembang untuk memulai dan mengembangkan proyek panas bumi di Indonesia.
- Keterbatasan Ketersediaan Modal: Ketersediaan modal juga menjadi kendala dalam pengembangan panas bumi di Indonesia. Beberapa investor sulit untuk memperoleh modal yang cukup untuk memulai dan mengembangkan proyek panas bumi.
- Keterbatasan Pengetahuan dan Sumber Daya Manusia: Keterbatasan pengetahuan dan sumber daya manusia yang ahli di bidang panas bumi juga menjadi kendala dalam pengembangan panas bumi di Indonesia. Kekurangan ahli di bidang ini mengakibatkan kesulitan dalam pengembangan teknologi dan infrastruktur yang dibutuhkan.