Ruang Energi.Com, Tanjung Enim – Sejak 2016, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan Pemerintah Kabupaten Muara Enim telah mencanangkan Program Tanjung Enim Kota Wisata. Tujuannya agar Tanjung Enim yang merupakan kawasan tambang batu bara dapat menjadi destinasi wisata dan mandiri setelah kandungan batu bara sudah habis.
Salah satu langkah untuk mewujudkan Tanjung Enim menjadi kota wisata adalah pembangunan Museum Batu Bara Bukit Asam, yang telah dibuka untuk masyarakat umum sejak 18 Agustus 2022.
Museum ini merupakan salah satu aset yang digunakan untuk menyimpan, mengoleksi, konservasi, riset, edukasi, maupun hiburan. Museum Batu Bara diharapkan dapat menjadi landscape sekaligus objek wisata pendidikan bagi masyarakat Sumatera Selatan.
“Pembangunan Museum Batu Bara merupakan wujud komitmen PTBA dalam hal visi sustainability, khususnya pengelolaan masyarakat dan lingkungan yang berkelanjutan. PTBA tidak ingin Tanjung Enim menjadi kota mati setelah cadangan tambang habis. Ke depan, Museum Batu Bara Bukit Asam dapat menjadi salah satu destinasi wisata di Tanjung Enim,” kata Corporate Secretary PTBA, Apollonius Andwie.
Terdapat banyak edukasi dan informasi di dalamnya, seperti jenis-jenis batu bara, ruang kereta bawah tanah, alat-alat tambang yang digunakan pada masa lalu, ruang theater audio visual, hingga sejarah pimpinan Bukit Asam dari masa ke masa. Masyarakat umum dapat mengunjungi museum dengan membeli tiket seharga Rp 20 ribu per orang.
Melalui museum ini, para pengunjung dapat mengetahui sejarah pertambangan batu bara dari era kolonial sampai saat ini. Alat-alat berteknologi canggih seperti layar sentuh menyajikan beragam informasi mengenai pertambangan batu bara.
Selain itu, kereta akan membawa pengunjung serasa di dalam tambang bawah tanah. Terowongan yang dilalui kereta dilengkapi dengan diorama untuk menggambarkan suasana pertambangan batu bara. Museum ini juga memiliki berbagai wahana permainan modern.
Di kompleks seluas 4,5 hektar ini pun nantinya akan dibangun beberapa venue destinasi wisata yang ditujukan bukan hanya untuk masyarakat lokal sekitar Tanjung Enim.
“Destinasi-destinasi wisata diharapkan dapat mendukung perekonomian masyarakat Tanjung Enim dari sektor pariwisata. PTBA tidak hanya sekadar menambang, tapi juga berupaya agar pemanfaatan sumber daya alam dapat menyejahterakan masyarakat,” ujarnya.
Venue-venue yang berpotensi menarik turis dari luar Tanjung Enim tersebut antara lain Goa Coal Park, Kolam Wisata, Gedung Seni, Gedung Pusat Kuliner, Plaza Air Mancur, dan beberapa miniatur ciri khas daerah Sumsel seperti Miniatur Benteng Kuto Besak, Pagoda Pulo Kemaro, Masjid Agung Palembang, Monpera, dan sebagainya.
Tak hanya museum, PTBA pun sebelumnya telah membangun berbagai infrastruktur untuk mewujudkan cita-cita Tanjung Enim Kota Wisata. Di antaranya adalah Mini Zoo dan Jogging Track Tanjung Enim, hingga Taman Love. PTBA juga akan membangun Botanical Garden atau Taman Koleksi seluas 17 hektar untuk meningkatkan nilai tambah pada lahan pasca tambang.