Lombok Barat, ruangenergi – Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang, Lombok Barat memaksimalkan pemanfaatan sampah untuk digunakan sebagai bahan bakar pembangkit.
Sebelum digunakan sebagai bahan bakar pembangkit, sampah tersebut diolah terlebih dulu menjadi pelet. Kegiatan ini dilaksanakan melalui program Jeranjang Olah Sampah Setempat (JOSS).
Kepala UPTD TPA Kebon Kongok, Oman Sumantri mengungkapkan saat ini sudah ada dua lokasi pengolahan sampah untuk menyuplai kebutuhan pembangkit. Dua lokasi yang dimaksud adalah di Klungkung, Bali dan di Kebon Kongok, Lombok Barat, NTB.
“Ke depan rencananya akan kami kembangkan menjadi 9 titik produksi pelet. Kami memfokuskan lokasi pengolahan tersebut di Lombok agar lebih murah,” ujar Oman saat menerima kunjungan ruangenergi.com di UPTD TPA Kebon Kongok, Lombok Barat Nusatenggara Barat
Lebih jauh Oman mengungkapkan titik pengolahan sampah menjadi pelet tersebut dikelola oleh masyarakat sekitar, utamanya yang berada di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA).
Pemanfaatan pelet sampah diharapkan bisa membantu mengurangi permasalahan lingkungan yang ada, utamanya di Lombok menuju zero waste.
Adapun komposisi pemanfaatan pelet sampah untuk bahan bakar PLTU adalah sebesar 3 persen, dan sisanya 97 persen adalah batu bara.
“Kebutuhan briket untuk co-firing PLTU Jeranjang sebesar 50 ton per hari. Saat ini baru dapat disuplai dari TPA Kebon Kongok”,pungkas Oman

PLTU Jeranjang Operation Maintenance Unit (OMU) merupakan pembangkit listrik yang dikelola anak usaha PT PLN (Persero), yakni PT Indonesia Power.
Pembangkit listrik ini menjadi salah satu tulang punggung sistem kelistrikan di wilayah NTB. Memiliki kapasitas 3×25 Mega Watt (MW), pembangkit ini berkontribusi hingga 30 persen terhadap sistem kelistrikan di Nusa Tenggara Barat.